Sejumlah figur berprestasi dan menunjukkan keteladanan bagi masyarakat yang hadir di Istana datang dari beragam latar belakang dan prestasi. Atlet berprestasi, pemenang olimpiade sains, inspirator masyarakat, pemenang lomba karya ilmiah remaja, petani berprestasi, dan guru berprestasi merupakan beberapa di antaranya.
Â
"Profesor kita di Amerika, orang Indonesia, ada 74 orang. Saya sedang meminta 24 mereka untuk menyiapkan bidang pendidikan di Papua, membantu sekolah vokasi," ungkapnya.
Â
"Saya tidak mau yang berprestasi di negara kita itu, bila tidak kita manfaatkan, justru digunakan oleh negara lain," tambah Presiden.
Â
Oleh karenanya, Presiden mengajak masyarakat untuk betul-betul memberikan penghargaan yang tinggi bagi sesamanya yang berprestasi dan mampu mengangkat nama baik negara. Demikian rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
"Kita memang harus menghargai orang yang berprestasi. Kita harus mulai memberikan penghargaan pada orang-orang yang mau bekerja keras," ajaknya.
Â
Teladan : Sumber Inspirasi Bangsa
Â
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengapresiasi segala sumbangsih dan dedikasi yang telah para teladan berikan kepada negara. Presiden berharap segala sumbangsih tersebut mampu menginspirasi yang lain.
Â
"Saya ingin menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas prestasi, atas dedikasi, atas pengabdian yang saudara-saudara berikan kepada negara. Semoga bisa menjadi teladan bagi yang lain," ujarnya mengawali sambutan.
Â
Di penghujung sambutannya, Presiden berpesan kepada para teladan nasional yang hadir untuk terus memberikan inspirasi, semangat, dan teladan kepada masyarakat di sekitarnya.
Â
"Saya meyakini Bapak/Ibu dan saudara sekalian adalah agen pembangunan yang nantinya bisa memberikan teladan, memberikan semangat kepada yang lain, bahwa negara kita ini kalau dikelola dengan baik, dikelola dengan manajemen yang rapi, Insya Allah negara ini akan maju," tutupnya.
Â
Jangan Pernah Takut Bersaing
Â
Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali mengingatkan pentingnya masyarakat untuk bersiap menghadapi persaingan. Apalagi, sejak dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sudah tidak ada lagi yang membatasi antarnegara.
Â
"Kita juga harus sadar semuanya bahwa kita ini sudah memasuki era kompetisi, sudah memasuki era persaingan," tegas Presiden.
Â
Di tengah persaingan tersebut, Presiden menyerukan agar masyarakat tetap optimis. Karena dengan optimis dan kerja keras, segala tantangan dan kendala yang dihadapi akan mampu dilewati.
Â
"Meski tantangannya berat tapi optimisme itu harus terus kita munculkan. Seberat apapun tantangan yang kita hadapi," terangnya.
Â
Selain itu, keberanian untuk berkompetisi juga dipandang perlu dalam kondisi dewasa ini. Apalagi kalau mengingat bahwa bangsa Indonesia merupakan satu bangsa yang besar.
Â
"Jangan sampai kita ini takut bersaing, takut kompetisi, apalagi belum-belum sudah pesimis. Tidak! Bangsa kita ini bangsa besar, jangan sampai mengkerdilkan diri kita sendiri," tegas Presiden. (Humas Kemensetneg)