Mengawali pidatonya,
Presiden Jokowi menegaskan bahwa semua program pemerintah harus pro
rakyat dan benar-benar nyata dirasakan oleh rakyat. Sektor pangan,
kemaritiman, energi, industri, pembangunan kawasan perbatasan dan
percepatan daerah tertinggal menjadi hal yang diprioritaskan.
Â
Musrenbangnas kali ini mengangkat tema “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitasâ€.
Alasan prioritas pembangunan infrastruktur menjadi yang utama, Presiden Jokowi mengatakan bahwa keterbatasan infratruktur menjadi masalah utama yang menghambat percepatan realisasi investasi saat ini. Selain itu, keterbatasan pasokan listrik turut pula menjadi faktor penghambat investasi.
“Infrastruktur ini diperlukan untuk mendukung kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri serta sektor-sektor lainnyaâ€, ujar Presiden Jokowi.
Dalam percepatan infrastruktur, lanjut Presiden Jokowi, harus mengacu pada beberapa prinsip-prinsip dasar.
Pertama, pembangunan infrastruktur harus berorientasi untuk membangun manusia dan masayrakat, yang inklusif dan berbasis luas. Kedua, pembangunan infrastruktur harus mampu mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Ketiga, pembangunan infrastruktur tidak boleh menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Keempat, pembangunan infrastruktur harus mampu menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Presiden jokowi juga menyinggung masalah sumber daya manusia (SDM), menurutnya program pembangunan SDM perlu merujuk kepada peningkatan kualitas SDM yang sehat, berintegritas, terampil, dan bisa menjadi penggerak pembangunan.
Di depan jajaran Kabinet, Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Kepala Daerah se-Indonesia, Presiden Jokowi juga menegaskan kembali semangat revolusi mental yang dimaksudkan untuk membangun aparat pemerintah yang bersih dan produktif.
Presiden Jokowi juga mengingatkan para peserta Musrenbangnas akan tantangan yang akan dihadapi Indonesia di tahun 2016.
“Kita akan memasuki dunia tanpa batas, memasuki era pasar bebas, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata. Kita khawatir, tetapi negara lain juga khawatirâ€, ujar Presiden Jokowi.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menambahkan bahwa kita akan memasuki ekonomi dunia yang semakin rawan krisis. Kebijakan di negara lain akan berdampak pada kehidupan perekonomian kita. “Oleh karena itu, yang paling utama, kita harus mempersiapkan diri dengan baikâ€, ujar Presiden Jokowi.
Selain MEA, tantangan domestik juga turut menjadi penghambat, tantangan tersebut antara lain kemiskinan dan ketimpangan pembangunan, kerusakan lingkungan dan berbagai permasalahan sosial seperti narkoba. “Tetapi saya yakin dan optimis, masih banyak potensi dan peluang yang bisa kita manfaatkan, yang perlu dibahas di forum Musrenbangnas iniâ€, harap Presiden Jokowi. (Humas Kemensetneg)
Â
Musrenbangnas kali ini mengangkat tema “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitasâ€.
Alasan prioritas pembangunan infrastruktur menjadi yang utama, Presiden Jokowi mengatakan bahwa keterbatasan infratruktur menjadi masalah utama yang menghambat percepatan realisasi investasi saat ini. Selain itu, keterbatasan pasokan listrik turut pula menjadi faktor penghambat investasi.
“Infrastruktur ini diperlukan untuk mendukung kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri serta sektor-sektor lainnyaâ€, ujar Presiden Jokowi.
Dalam percepatan infrastruktur, lanjut Presiden Jokowi, harus mengacu pada beberapa prinsip-prinsip dasar.
Pertama, pembangunan infrastruktur harus berorientasi untuk membangun manusia dan masayrakat, yang inklusif dan berbasis luas. Kedua, pembangunan infrastruktur harus mampu mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Ketiga, pembangunan infrastruktur tidak boleh menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Keempat, pembangunan infrastruktur harus mampu menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Presiden jokowi juga menyinggung masalah sumber daya manusia (SDM), menurutnya program pembangunan SDM perlu merujuk kepada peningkatan kualitas SDM yang sehat, berintegritas, terampil, dan bisa menjadi penggerak pembangunan.
Di depan jajaran Kabinet, Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Kepala Daerah se-Indonesia, Presiden Jokowi juga menegaskan kembali semangat revolusi mental yang dimaksudkan untuk membangun aparat pemerintah yang bersih dan produktif.
Presiden Jokowi juga mengingatkan para peserta Musrenbangnas akan tantangan yang akan dihadapi Indonesia di tahun 2016.
“Kita akan memasuki dunia tanpa batas, memasuki era pasar bebas, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata. Kita khawatir, tetapi negara lain juga khawatirâ€, ujar Presiden Jokowi.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menambahkan bahwa kita akan memasuki ekonomi dunia yang semakin rawan krisis. Kebijakan di negara lain akan berdampak pada kehidupan perekonomian kita. “Oleh karena itu, yang paling utama, kita harus mempersiapkan diri dengan baikâ€, ujar Presiden Jokowi.
Selain MEA, tantangan domestik juga turut menjadi penghambat, tantangan tersebut antara lain kemiskinan dan ketimpangan pembangunan, kerusakan lingkungan dan berbagai permasalahan sosial seperti narkoba. “Tetapi saya yakin dan optimis, masih banyak potensi dan peluang yang bisa kita manfaatkan, yang perlu dibahas di forum Musrenbangnas iniâ€, harap Presiden Jokowi. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?