Presiden juga disambut Tarian Munalo yang diawali dengan pemasangan Topi Raja dan Kain Ulen-ulen. Bahkan Topi Raja dan Kain Ulen-ulen terus dikenakan Presiden saat memberikan sambutan pada Peresmian Bandara Rembele. "Kenapa ini saya pakai terus? Biar rasanya sampai ke dalam bahwa saya ini orang Gayo. Kampung halaman saya kedua," ucap Presiden yang disambut tepuk tangan para undangan.
Â
Presiden juga sempat bertanya kepada Menteri Perhubungan tentang lokasi rumah yang ditinggalinya saat tinggal di Dataran Tinggi Gayo. "Sudah digusur untuk pelebaran Bandara Rembele," tutur Presiden menirukan jawaban Menteri Perhubungan. Demikian seperti dirilis Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit.
Â
Sambil berseloroh, Presiden mengatakan, bahwa seharusnya membongkar rumah, apalagi rumah seorang Presiden, perlu meminta izin terlebih dahulu. "Tapi izinnya tadi pagi, izinnya kan harus sebelumnya. Cuma demi kepentingan umum dan demi masyarakat, ya silakan. Ini bukan untuk kepentingan pribadi," kata Presiden.
Â
Presiden Jokowi memang pernah tinggal dan bekerja di Dataran Tinggi Gayo beberapa tahun yang lampau. Bahkan usai menghadiri acara peresmian Bandara Rembele, Presiden bertemu dan santap siang bersama dengan kawan-kawan lamanya saat dirinya tinggal di Gayo.
Â
Satu persatu kawan-kawan lama Presiden itu disalami dan disapa dengan hangat. Tidak jarang terdengar tawa lepas dari Presiden ketika mendengar cerita-cerita nostalgia semasa tinggal di Gayo. Setelah santap siang, Presiden menyempatkan berfoto bersama kawan-kawan lamanya. (Humas Kemensetneg)
               Â