Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo membacakan pidato dalam rangka Penyampaian Rancangan Undang-Undang tentang Alokasi Pendapatan dan Belanja Negara 2024 dan Nota Keuangannya di Gedung Nusantara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Jakarta (16/8).
Memulai pidatonya, Presiden Jokowi mengingatkan kondisi dunia dalam tiga tahun terakhir karena pandemic Covid 19. “Alhamdulillah, Indonesia telah berhasil mengatasi tantangan besar akibat pandemi tersebut dengan hasil yang baik. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dengan cepat dan baik,” terang Presiden RI.
Kepala Negara juga menjelaskan Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara dengan pemulihan ekonomi yang cepat, konsisten, dan inklusif. “Pertumbuhan ekonomi selama tujuh kuartal terakhir, sejak akhir 2021, secara konsisten berada di atas 5,0%. Tingkat pengangguran berhasil diturunkan dari 6,26% pada Februari 2021 menjadi 5,45% pada Februari 2023. Sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun menjadi 9,36% pada Maret 2023, dari puncaknya di masa pandemi 10,19% pada September 2021. Begitu juga dengan kemiskinan ekstrem yang turun dari 2,04% pada Maret 2022 menjadi 1,12% pada Maret 2023,” jelas Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Presiden juga menerangkan Pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas, masuk kembali ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas (Upper-Middle Income Countries) di tahun 2022. “Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut. Semester-1 2023, ekonomi nasional tumbuh 5,1%. Inflasi Indonesia juga semakin terkendali dan mencapai 3,1% sampai dengan Juli 2023,” ujar Presiden RI.
Kebijakan fiskal Indonesia termasuk salah satu yang paling efektif dalam menangani pandemi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Kepala Negara menjelaskan defisit fiskal Indonesia sudah kembali di bawah 3% Pendapatan Domestik Bruto (PDB), satu tahun lebih cepat dari rencana awal. (Humas Kemensetneg)