Inovasi dan perkembangan teknologi yang sedemikian cepat akan selalu menuntut perubahan. Dalam banyak kasus kecepatan inovasi dan kreativitas para pelaku usaha, utamanya yang bergerak di bidang teknologi, lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan birokrasi untuk membuat peraturan dan prosedur yang bisa memayungi praktik bisnis yang belum pernah ada.
Terkait fenomena tersebut, Presiden Joko Widodo memiliki pandangannya sendiri. Saat menjadi pembicara kunci pada Bali Fintech Agenda yang digelar di Manganpura Hall, Hotel The Westin Resort, Kabupaten Badung, pada Rabu, 11 Oktober 2018, Presiden mengingatkan kembali akan sebuah langkah visioner yang dilakukan Bill Clinton ketika menghadapi masalah serupa dalam kurun 90-an lalu.
"Hal yang memungkinkan terjadinya booming internet pertama ini adalah sebuah keputusan visioner dari pemerintahan Bill Clinton untuk menciptakan sebuah tatanan regulasi yang dikenal dengan dua prinsip: light touch dan safe harbor," jelas Presiden.
Regulasi itu pada intinya memungkinkan para inovator untuk terus berkembang tanpa khawatir menabrak aturan yang sebelumnya berlaku.
"Hasilnya, inovasi tumbuh pesat dan tidak hanya menghasilkan peningkatan kesejahteraan dan keuntungan ekonomi, tapi juga menempatkan fondasi bagi internet modern saat ini," kata Presiden, seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Pers, Protokol dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Meski peristiwa tersebut telah berlangsung hampir 25 tahun lampau, perkembangan teknologi dan inovasi saat ini menghadapkan banyak pemerintahan di berbagai negara kembali menghadapi masalah serupa.
Teknologi telah semakin berkembang dan menjangkau jauh ke dalam fondasi-fondasi ekonomi yang menggerakkan kehidupan saat ini. Metode pembayaran modern seperti Paypal, AliPay, Apple Pay, atau Go-Pay yang tumbuh pesat di negara kita menjadi salah satu bukti perkembangan itu.
"Layaknya booming internet hampir 25 tahun lalu, kita tidak boleh terburu-buru untuk meregulasi inovasi-inovasi baru tersebut melainkan memberi ruang bagi inovasi dan eksperimen tersebut untuk tumbuh terlebih dahulu," tambah Presiden.
Presiden mengatakan, inovasi lahir dari eksperimen dan kebanyakan dari eksperimen berakhir dengan kegagalan. Menghukum kegagalan berarti mengerdilkan eksperimen dan tanpanya tidak akan pernah ada inovasi.
"Dengan demikian, akan bertentangan bila kita bicara tentang perlunya inovasi namun menghukum kegagalan secara berlebihan (dengan regulasi yang mengekang)," tandas Presiden.
Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo memandang regulasi pemerintah yang mengekang atau membatasi gerak kreatif para pelaku usaha hanya akan mendorong mereka semakin menjauh bahkan melebihi ruang lingkup yang diatur.
"Hal tersebut hanya akan mendorong kegiatan ekonomi menjauh dari ruang siber di mana kita bukan hanya tidak bisa mengaturnya, kita juga bahkan tidak tahu apa yang terjadi hingga akhirnya kita sadar bahwa kita terlambat,"pungkas Kepala Negara.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengakui bahwa pihaknya masih memiliki pekerjaan besar soal keterbukaan regulasi terhadap inovasi tersebut dalam birokasi di Indonesia. Dirinya memahami bahwa apa yang dilakukan Bill Clinton di masa lalu adalah sebuah kebijakan yang tetap relevan dan realistis untuk mendukung tumbuh suburnya inovasi di masa kini.
"Saya harap kita semua saling membantu, untuk mendorong keterbukaan terhadap standar global dan platform global," tutup Presiden. (Humas Kemensetneg)