Presiden Jokowi: Kita Harus Berani Berkompetisi

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 12 Desember 2015
Di baca 796 kali

Sebenarnya, kata Presiden, hampir semua kepala negara ketika bertemu dirinya justru menghawatirkan negara mereka kebanjiran oleh produk dari Indonesia, sehingga mereka beranggapan justru Indonesia yang diuntungkan dengan era persaingan. “Masak kita juga takut?” tutur Presiden, seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.

 

Demikian pula ketika Presiden menyampaikan Indonesia bermaksud masuk  Trans-Pacific Partnership (TPP). Berbagai respon diberikan di tanah air, tidak sedikit yang mengatakan kita akan merugi bila masuk TPP. “Kan saya bilang bermaksud ‘akan’, wong dokumennya belum masuk parlemen,” ucap Presiden.

 

Sebenarnya yang harus dipikirkan bukanlah masuk TPP atau tidak, tetapi ada yang lebih penting dari hal tersebut, yakni kita harus bersiap diri memasuki era persaingan. “Visi ke depan visi kompetisi, harus berani,” ujar Presiden. 

 

Pembangunan Infrastuktur, Menjawab Keraguan Masyarakat

 

Menyambut MEA, Presiden menyebutkan bahwa infrastruktur menjadi fokus pemerintah dan telah disiapkan anggaran sebesar Rp313 triliun untuk membangun inftrastruktur tersebut. “Kita nanti akan bangun jalan. Sekarang sudah tidak mau mundur-mundur,” kata Presiden.

 

Presiden yang hadir bersama Ibu Iriana Joko Widodo mengatakan bahwa jalan tol yang dibangun sejak merdeka hingga sekarang hanya 800 km. Lima tahun ke depan, pemerintah minimal akan membangun 1000 km. Untuk mewujudkannya, Presiden mengatakan dirinya tidak ragu untuk turun langsung ke lapangan melakukan pengecekan. Bahkan di beberapa ruas jalan tol yang dibangun, pembebasan lahannya belum tuntas 100 persen. “Gak usah ragu rahu, ini untuk kepentingan umum,” ujar Presiden.

 

Presiden memiliki pemikiran bahwa jika dirinya melakukan pengecekan setiap tiga bulan, menteri yang terkait pasti akan mengecek setiap bulan. Tentunya jajaran di bawahnya akan lebih sering lagi. “Saya sampaikan ke menteri-menteri, jangan rapat tiga kali lebih, baru memutuskan. Saya tidak mau rapat bertele-tele,” ucap Presiden.

 

Tidak sedikit masyarakat suatu daerah meragukan pembangunan infrastruktur yang akan dimulai. Hal ini dialami Presiden ketika akan memulai pembangunan jalur kereta di Sumatera. “Ini benar Pak? Jangan hanya gronbrekang groundbreaking saja, karena sudah 30 tahun tidak jadi-jadi,” jelas Presiden menirukan pertanyaan masyarakat Sumatera.

 

Presiden menjelaskan, bahwa dirinya memiliki persyaratan jika akan melakukan groundbreaking pembangunan infrastruktur, seperti jalur kereta harus telah dibangun minimal 7 km. “Dapat rel 7 km saya datang. Nanti kalo Pak Aburizal Bakrie tidak percaya, itu gambarnya ada,” ucap Presiden menunjuk gambar dirinya berjalan di atas rel kereta. 

 

Untuk pembangunan pembangkit listrik, Presiden telah menginstruksikan menteri terkait untuk memangkas proses perijinannya, karena untuk mengurus perijinannya memerlukan waktu dua tahun, bahkan ada yang hingga enam tahun. “Ternyata ada 69 izin, kalau perlu potong jadi tinggal sepertiga. Saya hitung 269 lembar,” pungkas Presiden. 

 

Sebelum menyampaikan sambutan, Presiden Jokowi dianugerahi Anggota Kehormatan PII. Turut mendampingi Presiden, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0