Dalam sambutannya,
Presiden Jokowi mengatakan bahwa Pemerintah mulai menggalakkan rumput
laut dari petani dan nelayan secara besar-besaran, dengan tetap
memprioritaskan kepada industri dalam negeri terkait kemampuan menyerap
pangsa pasar. Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa kapasitas produksi
PT. Agarindo Bogatama dirasa sudah cukup besar terutama dalam
memproduksi agar-agar.
“Kalau industri dalam negeri mampu serap, silakan serap. Kalau tidak, ya nanti sebagian diekspor dalam bentuk bahan mentah. Tapi, ada tenggang waktu yang akan kita tentukan kapan kita akan stop, dan semuanya untuk produksi dalam negeri, baik agar-agar, kosmetik, pasta gigi, dan yang lainnya, untuk obat apa, kemasan obat, dan lain-lainnyaâ€, Presiden Jokowi menjelaskan saat doorstop usai meninjau PT. Agarindo Bogatama.
Menurut Presiden Jokowi, beberapa home industry maupun perusahaan yang sudah ready untuk ekspor rumput laut belum berjumlah banyak. Contoh, seperti PT. Agarindo Bogatama, yang memproduksi agar-agar, kemudian di Jawa Timur untuk kosmetik. Pemerintah harus mendorong industri kecil untuk berproduksi dan bisa berekspansi.
Presiden Jokowi juga meminta untuk tidak mengekspor rumput laut dalam bentuk mentah karena nilai ekonomisnya, “Barang jadi baik, lebih baik, setengah jadi pun nggak apa-apa. Tapi jangan kita memang berusaha jangan sampai mengekspor dalam bentuk bahan mentah. Tapi mungkin kita perlu waktulah berapa, dua-tiga tahun ini, perlu waktuâ€.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa di Makassar dalam waktu dekat ini akan ada ground breaking rumput laut sebagai bahan baku pembuatan produk kosmetik.
Seperti kita ketahui bahwa rumput laut memang diperlukan untuk bahan pembuatan kosmetik dan pasta gigi. Dalam kurun waktu terakhir, Indonesia telah banyak mengekspor bahan baku rumput laut ke sejumlah negara di Asia seperti Tiongkok dan Filipina.
Menko Bidang Kemaritiman dalam kesempatan tersebut terlihat hadir mendampingi Presiden Jokowi. (Verbatim-Humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?