Presiden Jokowi: Kurangi Dwelling Time dan Tidak Ada Pungli

 
bagikan berita ke :

Selasa, 13 September 2016
Di baca 720 kali

"Persaingan antarnegara sekarang ini semakin hari semakin sengit. Semuanya membangun, melakukan inovasi, membangun fasilitas untuk mendukung daya saing masing-masing negara. Kita juga, kita tidak mau ditinggal, tidak mau kalah dalam kompetisi ini," ujar Presiden Joko Widodo, sebagaimana dilansir dari siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretaiat Presiden, Bey Machmudin.

Pembangunan terminal berteknologi modern terbaru di Tanjung Priok ini pun merupakan salah satu upaya pemerintah agar dapat bersaing dengan negara lainnya. Selama pembangunan NPCT 1, Presiden Joko Widodo terus memantau setiap perkembangannya sejak tahun 2012. Saat itu, dirinya meminta Pelindo II agar dapat bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan pembangunan tahap pertama.

"Alhamdulillah sudah selesai yang pertama. Yang kedua juga harus segera diselesaikan, juga ketiga, terminal produk keempat dan kelima juga harus diselesaikan. Kalau keuangan Pelindo II tak cukup, gandeng investor. Persaingan makin ketat, kalau terlambat kita bisa ditinggal. Yang kedua sampai kelima harus dikejar. Tahun 2019 semuanya akan diselesaikan dan harus selesai tahun 2019," imbuhnya.

Persoalan mengenai dwelling time turut disinggung Presiden. Presiden terus menargetkan agar dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok bisa diefisiensikan menjadi hanya dua hari. Presiden juga meminta pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia untuk turut membenahi persoalan serupa.

"Mengenai dwelling time dua tahun yang lalu masih enam sampai tujuh hari. Tadi saya tanya sudah 3,2 sampai 3,7 hari. Tapi saya mintanya di dua hari, perbaiki lagi. Dan tidak hanya di Tanjung Priok, yang lainnya juga seperti di Belawan," tegas Presiden.

Presiden kemudian mengakhiri sambutannya dengan menyebut bahwa pembangunan pelabuhan modern dan fasilitas infrastruktur lainnya tidak bisa ditunda-tunda lagi. Penurunan biaya logistik transportasi dan pemberantasan pungutan liar merupakan tujuan yang dikejar oleh Presiden Joko Widodo.

"Pembangunan pelabuhan modern tidak bisa ditunda-tunda lagi. Selamat atas selesainya pembangunan yang pertama ini. Saya minta pengoperasian yang terintegrasi, kurangi dwelling time dan tidak ada pungli," tutupnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam peresmian tersebut ialah Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kapolri Tito Karnavian, serta Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

NPCT 1 memiliki luas lahan kurang lebih 32 hektar dan mampu menampung kapasitas sebesar 1,5 juta TEUs per tahun. Terminal baru tersebut diproyeksikan untuk dapat melayani kapal peti kemas dengan kapasitas 13.000-15.000 TEUs dengan bobot di atas 150.000 DWT.

NPCT 1 merupakan terminal petikemas pertama dalam pembangunan tahap pertama Terminal New Priok yang terdiri atas tiga terminal peti kemas dan dua terminal produk. Pembangunan tahap kedua Terminal New Priok akan dilaksanakan setelah pengoperasian tahap pertama dari New Priok. Ke depannya akan ada sebanyak tujuh terminal peti kemas dan dua terminal produk dengan area pendukungnya yang memiliki total area sebesar 411 hektar. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0