Presiden Jokowi Letakan Batu Pertama Bendungan Keureuto

 
bagikan berita ke :

Selasa, 10 Maret 2015
Di baca 740 kali

 

“Bendungan Kreung Keureto ini adalah bendungan yang terbesar yang akan kita bangun dalam lima tahun ini. Anggarannya menghabiskan 1,7 triliun yang digelontorkan ke Aceh dan akan selesai dalam waktu empat tahun”, ujar Presiden Jokowi di awal sambutannya.

 

Bendungan yang ditargetkan akan selesai dalam waktu empat tahun ini diharapkan  bisa mengairi sawah kurang lebih 9500 hektar, mengendalikan banjir di Lhoksukon dan sekitarnya, dan  juga bisa memberikan tambahan aliran listrik kurang lebih 6 MW, serta air baku yang tidak sedikit yaitu 500 liter/detik.

“Ini adalah sebuah bendungan yang dibuat dengan fungsi yang bermacam-macam. Saya titip, nanti kalau sudah jadi, dirawat”, kata Presiden Jokowi menyampaikan harapannya karena melihat hutannya masih sangat bagus dibuktikan dengan  airnya yang masih jernih.

Presiden Jokowi kembali menekankan bahwa Pemerintah Pusat akan membangun runway beberapa airport  dan jalan  di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, karena saat ini pemerintah pusat baru senang-senangnya membangun di Aceh.

Di samping itu, “ Rel kereta api yang dari Bireun menuju Lhokseumawe sama ke Meulaboh juga akan dimulai karena nanti kita juga akan sambungkan nanti bulan April ini untuk tol Trans Sumatran akan dimulai dulu dari Lampung. Nanti Lampung dimulai, yang dari Barat nanti juga dimulai, ketemunya di tengah,” imbuh Presiden Jokowi seraya menjelaskan ketika ada yang menanyakan Presiden Jokowi dapat sumber dana dari mana dan ditanggapi dengan mengatakan urusan anggaran adalah urusan Presiden.

“Yang penting kalau bekerja, saya beri waktu, saya beri target. Selesaikan sesuai target, kalau nggak, menterinya diganti. Tapi menteri yang ada sekarang ini kerja siang malam, siang malam. Insya Allah, apa yang kita berikan target betul-betul bisa dicapai ”, tambah Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi memberikan contoh terkait naiknya harga beras beberapa minggu yang lalu dengan tidak mengimpor beras dari luar, tetapi dicarikan jalan keluar dengan membuka gudang-gudang Bulog, dengan  stok 1,7 Juta ton dan melepas 400.000 ton ke pasar dan pasar bereaksi dengan dropnya harga beras di  Pasar Induk di Cipinang langsung drop, dan diharapkan agar harga kembali normal. (Humas Setneg / Verbatim)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0