Dalam sambutannya, Presiden menyebutkan bahwa penyebab dari persaingan yang ketat antarnegara saat ini adalah adanya persaingan dalam memperebutkan aliran dana. Salah satu cara yang ditempuh Presiden untuk memenangkan persaingan adalah dengan mempercepat pembangunan infrastruktur. Infrastruktur sendiri merupakan hal yang penting bagi suatu negara sebagai pondasi dalam memenangkan persaingan. "Saya perintahkan agar dimulai dulu, kita kalau sudah mulai akan sulit dihentikan," ungkap Presiden.
Bila
terjadi masalah pada pembangunan infrastruktur, seringkali penyebabnya ada pada
birokrasi. Presiden mengatakan, bila tidak ada masalah dalam birokrasi, rakyat
itu akan mengerti dan paham. "Rakyat kita itu gampang, tapi rakyat tahu
ini ada main-main, sehingga mereka tidak mau," ujar Presiden.
Presiden berharap agar deregulasi kebijakan dilakukan di daerah karena kunci
memenangkan kompetisi adalah dengan melakukan efisiensi di semua tingkat
pemerintahan serta kecepatan pemerintah melayani masyarakat. "Kalau masih
ada tradisi lama, jangan harap kita mau menang kompetisi," tutur Presiden.
Berdasarkan rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden juga menjelaskan bahwa ini merupakan sebuah momentum yang mana kita hanya diberi waktu 15 tahun ke depan. "Kalau transisi ini bisa berhasil, kita bisa tinggal landas. Kalau tidak, kita ditinggal di landasan. Itu kita tidak mau," ujar Presiden.
Oleh karena itu, Presiden melakukan berbagai macam terobosan untuk bisa tinggal landas. "Kita diberi kesempatan hingga 2030, kalau tidak bisa ya sudah. Tapi kita semua mau kita bisa tinggal landas," sebut Presiden.
Presiden
memberikan contoh terobosan yang telah diterapkan, yakni kebijakan Tax Amnesty
yang mana selama puluhan tahun sebelumnya tidak dilakukan. Presiden sempat
terkejut dengan respon cepat dan positif dari DPR saat pemerintah mengusulkan kebijakan
itu ke DPR. "Kita ucapkan terima kasih karena dengan kecepatan maka
Undang-Undang Tax Amnesty sudah disetujui," ujar Presiden.
Presiden menjelaskan, ribuan triliun rupiah investasi masyarakat saat ini
disimpan di luar negeri, sementara, saat ini negara sangat membutuhkan
dana-dana tersebut. "Oleh sebab itu, saya sampaikan bahwa diperlukan
partisipasi warga negara dalam kondisi sekarang untuk membawa uang itu ke dalam
negeri," ujar Presiden.
Dana-dana itu akan digunakan bagi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat. "Kita harus optimis, uang itu kembali karena sudah dibuatkan payung hukum," tegas Presiden.
Â
Deregulasi Kebijakan Untuk Antisipasi Perubahan Ekonomi Dunia
Presiden
mengawali sambutannya dengan mengatakan bahwa setelah dirinya hampir menjabat
sebagai Presiden selama dua tahun, hampir semua negara mengalami tekanan
ekonomi dunia. "Ada yang bisa bertahan, ada yang tidak, ada ekonomi minus
sampai 7 persen, ada jatuh 1-2 persen," kata Presiden.
Indonesia adalah salah satu negara yang dapat tumbuh di angka 5 persen dan
Presiden berharap agar saat ini adalah titik balik ekonomi nasional. "Pada
saat kesempatan itu ada, kesempatan itu kita ambil. Dengan cara kita mulai
deregulasi ekonomi kita," ucap Presiden.
Paket deregulasi kebijakan ekonomi itu, lanjut Presiden, untuk menyelesaikan kekalutan aturan dan untuk dapat mengantisipasi perubahan ekonomi dunia yang terjadi. "Dengan cara itu negara ini akan semakin efisien, kita tidak tahu perubahan itu," ujar Presiden.
Presiden memberi contoh betapa sulitnya memprediksi hal yang akan terjadi dalam perekonomian global. Ketika banyak negara masih mengantisipasi terjadinya krisis Yunani, tiba-tiba terjadi penurunan ekonomi di Tiongkok. Kemudian ketika The Fed menurunkan tingkat suku bunga, tiba-tiba Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa. "Itulah dunia sekarang ini sulit ditebak, oleh karena itu percepatan deregulasi penting. Jangan sampai ada perubahan kita sulit antisipasi, karena yang jadi korban masyarakat," kata Presiden.
Â
Reformasi Bidang Hukum
Presiden menjelaskan bahwa pemerintah sedang menggiatkan perumusan reformasi di
bidang hukum yang mencakup bidang legislasi nasional dan daerah, kelembagaan,
aparat hukum, pendidikan dan budaya hukum. "Semua harus diperbaiki secar
total sehingga masyarakat bisa merasakan hukum itu untuk mereka, bukan yang
punya uang saja," kata Presiden.
Â
Perubahan Adalah Pekerjaan Kita Semua
Di penghujung sambutan, Presiden mengajak para relawan untuk bergerak bersama
mengawal perubahan-perubahan yang tengah dilakukan.
"Kalau ada yang belum betul, bisikkan ke saya. Kalau ada di instansi,
kementerian-kementerian yang perlu diperbaiki, yang perlu dibenahi, di sebelah
mana? Di Direktorat Jenderal yang mana? Bisikin saya. Yang di daerah-daerah
yang kira-kira memerlukan bantuan, memerlukan perbaikan juga tolong
diinformasikan kepada saya," ucap Presiden.
Presiden menjelaskan bahwa mengawal perubahan-perubahan itu merupakan pekerjaan
kita semua. "Saya yakin dengan kerja sama, dengan kerja keras dengan
kerja-kerja nyata yang kita lakukan, saya yakin bangsa ini akan bergerak maju,
menjadi bangsa pemenang," kata Presiden.
Ribuan Relawan Hadir Dari Seluruh Indonesia
Hujan yang mengguyur kawasan Senayan malam kemarin tidak menghalangi ribuan
pendukung Presiden Joko Widodo untuk berkumpul. Bahkan, sebanyak 3500 relawan
yang berasal dari 30 kelompok relawan hadir meski tidak semuanya dapat memasuki
ruangan.
Tidak ingin mengecewakan para pendukungnya, Presiden Jokowi sebelum
menyempatkan diri untuk menemui para pendukung yang berada di tenda-tenda
sebelum memasuki ruangan. Bahkan saat memasuki tempat acara, Presiden Jokowi
berkeliling barisan tempat duduk sambil bersalaman dengan para pendukung yang
menyambut nya dengan teriakan "Jokowi" dan "Hidup Jokowi!".
Rangkaian acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan
dilanjutkan dengan persembahan "Rotoh Duek" oleh Group Cioff. Pada
kesempatan tersebut, penyerahan santunan secara simbolis kepada anak yatim
piatu dan penayangan video "Perjalanan Jokowi Menjadi Presiden" juga
dilakukan.
Tampak hadir dalam silaturahmi nasional tersebut di antaranya sejumlah Menteri
Kabinet Kerja, Ketua DPR, Ade Komarudin; Kepala Staf Kepresidenan, Teten
Masduki; Ketua Umum PPP, Romahurmudzi; dan Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto.
Sejumlah pejabat negara lainnya, pimpinan BUMN hingga tokoh agama turut hadir
dalam acara tersebut. (Humas
Kemensetneg)