"Banyak dari Anda di ruangan ini yang sudah memiliki banyak dana, jadilah bagian dari proses pembangunan di Indonesia. Dan saya berharap lebih banyak lagi diantara Anda yang akan berbisnis di Indonesia dalam waktu dekat karena berbisnis di Indonesia merupakan suatu peluang," ujar Presiden Joko Widodo.
Â
Namun, presiden mengakui jika menjalankan usaha bukanlah sesuatu yang mudah karena akan menghadapi banyak hambatan dan rintangan. Walaupun demikian, Presiden Joko Widodo menjamin akan memberikan kemudahan dalam proses perolehan izin usaha.
Â
"Saya disini untuk meyakinkan anda bahwa kami akan terus melakukan reformasi, menjadikan iklim investasi yang lebih ramah bagi dunia usaha," imbuhnya.
Â
Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo juga mengungkapan sejumlah program kerja yang telah dilaksanakan dalam dua tahun masa kepemerintahannya, mulai dari pengurangan subsidi BBM, program pembangunan infrastruktur, deregulasi, hingga program amnesti pajak. Demikian sebagaimana dilansir dalam siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Â
Pengurangan subsidi BBM sebesar 80 persen dilakukan ketika pemerintahan yang dipimpin Presiden Jokowi baru bekerja selama satu bulan. Dampak dari pengurangan subsidi ini adalah adanya anggaran sebesar USD 15 miliar yang dapat dialokasikan untuk anggaran lain yang lebih bermanfaat. "Pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan kesehatan," ucap Presiden.
Â
Bahkan dapat dikatakan anggaran pembangunan infrastruktur yang dilakukan pada saat ini adalah anggaran pembangunan infrastruktur terbesar sepanjang sejarah Indonesia. "Pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW, 1000 kilometer jalan tol, 3.258 rel kereta api, 15 bandara baru dan 10 perluasan bandara, 24 pelabuhan dan perluasan pelabuhan," jelas Presiden.
Â
Empat belas bulan yang lalu pemerintah meluncurkan paket deregulasi kebijakan ekonomi untuk memangkas perizinan guna memberikan kemudahan berusaha. "Saat ini sudah diluncurkan 14 paket kebijakan," kata Presiden.
Â
Tahun ini pemerintah juga meluncurkan sebuah program tax amnesty yang sangat ambisius. "Hanya setelah lima bulan, hasilnya menjadikan tax amnesty yang paling berhasil sepanjang sejarah dunia. Saat ini kami sudah mengumpulkan USD 10 miliar atau lebih dari 1 persen PDB," ucap Presiden Joko Widodo.
Â
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi memahami bila Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat tengah memikirkan kebijakan yang akan dijalankan saat memegang kendali pemerintahan, seperti pembangunan infrastruktur, deregulasi peraturan, kemudahan berusaha, dan juga program tax amnesty. "Untuk menarik dana sebesar USD 2,5 triliun dari perusahaan Amerika Serikat yang berada di luar negeri. Saya harus mengatakan seperti pernah mendengar kebijakan seperti ini," ucap Presiden yang disambut tepuk tangan.
Â
"Kalau Trump ingin mendapatkan kiat dari saya, kami akan senang hati untuk membagikan pengalaman yang sudah kami dapatkan," ujar Presiden.
Â
Presiden menjelaskan bahwa reformasi yang dijalankan di bidang ekonomi dengan peluncuran paket kebijakan ekonomi juga telah membuahkan hasil. "Berkat reformasi yang kami lakukan, ranking kami menjadi lebih baik dalam kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business yang dilansir oleh Bank Dunia," ujar Presiden Joko Widodo.
Â
Peringkat Indonesia melonjak 15 tingkat dalam kemudahan berusaha tersebut, semula berada di peringkat 106 menjadi 91. "Belum pernah ada sebuah negara yang melonjak begitu tajam hanya dalam satu tahun. Namun hal ini belum memuaskan kami karena targetnya adalah berada di peringkat 40 besar," imbuh Presiden.
Â
Ke depan, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pemerintahannya akan merambah fokus pembangunan di bidang pariwisata yang dinilai memiliki peran yang optimal dalam perekonomian Indonesia. Selain itu, keindahan alam yang menjadi daya tarik pariwisata juga tersebar luas di seluruh penjuru Tanah Air.
Â
"Bali, pulau yang sangat terkenal. Hidup Anda belum lengkap apabila Anda belum pernah mengunjugi Bali. Namun Indonesia juga memiliki ribuan lokasi indah lain seperti Bali, di antaranya Raja Ampat, Mandalika, Lombok, Pulau Komodo, Labuan Bajo," terang Presiden Joko Widodo.
Â
Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara tersebut, di antaranya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Kepala BKPM Thomas Lembong. (Humas Kemensetneg)