Antusiasme masyarakat bertemu Presidennya sangat besar, bahkan semangat itu nampak sampai acara sudah berakhir. Presiden menyambutnya dengan menyalami warga yang mendekat dan mengajak foto bersama. Masyarakat yang hadir dari seluruh penjuru Inggris itu bahkan sudah meminta foto bersama sebelum acara dimulai. Padahal biasanya foto bersama dilakukan setelah selesai acara. Demikian sebagaimana dirilis Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Â
"Saya bertemu masyarakat pakai jas baru kali ini, biasanya di dalam ruangan pakai batik atau putih," kata Presiden disambut tawa hadirin.
Â
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi kembali mengingatkan, bahwa Indonesia merupakan negara besar dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, pertumbuhan dan gerakan perputaran uang sangat besar. Karena itulah Presiden mengajak kita untuk tidak pesimis. "Apa yang keliru? Mengapa kita saling menjelekkan, mencemooh, ribut-ribut sebelum bekerja, ini sebetulnya budaya apa? Pesimis, belum-belum sudah pesimis," ucap Presiden.
Â
Presiden juga mengajak masyarakat untuk tidak takut dalam memasuki era keterbukaan dan persaingan. Rasa optimis bahwa kita dapat memenangkan persaingan dan pertarungan harus dipupuk meski harus banyak yang harus diperbaiki. "Kita ini mampu bila diberi pesaing, tapi kalau tidak, lupa, terlalu nyaman karena berada di comfort zone. Kita harus siap, kalau ada yang belum baik kita perbaiki," ucap Presiden.
Â
Dalam pertemuan tersebut, Presiden juga menjelaskan mengenai dua hal yang menjadi fokus pemerintah saat ini, yaitu deregulasi dan pembangunan infrastruktur. Presiden meyakini, dengan perbaikan dari kedua sektor tersebut, bangsa Indonesia dapat memenangi persaingan dengan bangsa lain. "Semua itu dijalankan untuk memenangkan persaingan, baik dalam MEA, TPP, dan CEPA dan blok perdagangan lainnya," pungkas Presiden. (Humas Kemensetneg)
Â