“Era reformasi telah
membawa masyarakat kita menjadi sedemikian kritis dan terbuka,â€Â kata
Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pelantikan Perwira Remaja
TNI-Polri, di lapangan Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Jateng,
Kamis (30/7) pagi.
Suara-suara kritis masyarakat, kata Presiden Jokowi, juga harus didengar sebagai bahan perbaikan kehidupan bangsa. Jangan justru malah melanggengkan praktik yang tidak baik dalam organisasi.
“Tradisi yang tidak tepat harus sudah ditinggalkan, latih anggota, tingkatkan profesionalisme anggota sehingga saudara akan menjadi pemimpin yang handal, pemimpin yang profesional, pemimpin yang hebat, pemimpin yang dicintai rakyat,†tutur Jokowi.
Presiden Jokowi juga mengemukakan, bahwa perkembangan dinamika masyarakat seringkali berubah dengan cepat, tuntutan masyarakat juga semakin tinggi, dan kekuatan media juga sangat dahsyat. Karena itu, Presiden Jokowi meminta para perwira harus segera menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan strategis. Baik pada lingkup nasional, lingkup regional maupun global.
“Para perwira harus cepat tanggap, cepat mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan masyarakat,†tutur Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan konsekuensi Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, berbagai permasalahan dibidang pertahanan dan keamanan semakin dinamis dan kompleks.
Presiden Jokowi mengingatkan, keragamanan dan perbedaan janganlah menjadi sumber konflik, namun seharusnya semakin melengkapi atas kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga mampu menjadi perekat bangsa.
Kepada para perwira remaja TNI-Polri, Presiden Jokowi berharap agar mampu menampilkan diri sebagai contoh perekat bangsa, serta melakukan kerjasama yang harmonis, kerjasama yang sinergis serta saling mendukung dalam melaksanakan tugas masing-masing yang semakin kompleks.
“Jangan justru malah terlibat konflik, mempertahankan ego sektoral masing-masing. Kurangi terjadinya gesekan antar anggota di lapangan. Lakukan pengawasan yang ketat, bangun komunikasi yang baik, serta pererat rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara anggota TNI dan Polri,†tutur Presiden Jokowi.
Sebelumnya pada awal sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pelantikan merupakan langkah awal para perwira menuju medan pengabdian yang sebenarnya, menapaki profesi ke depan yang panjang dengan penuh dinamika dan sarat dengan tantangan.
Sebagai seorang pemimpin, tutur Presiden Jokowi, para perwira tidak hanya dituntut memiliki kompetensi, integritas, karakter pribadi yang unggul dan tangguh, namun harus selalu terdepan dalam memberikan motivasi dan keteladanan yang sangat diperlukan untuk menjawab dan menghadapi tantangan dan tugas-tugas yang semakin berat.
Perwira yang dilantik dalam Upacara Prasetya Perwira TNI-Polri 2015 ini berjumlah 739 orang, terdiri dari 215 Perwira Akademi Militer, 100 Perwira Akademi Angkatan Laut, 89 Perwira Akademi Angkatan Udara dan dan 389 Perwira Akademi Kepolisian. (Humas Kemensetneg)
Suara-suara kritis masyarakat, kata Presiden Jokowi, juga harus didengar sebagai bahan perbaikan kehidupan bangsa. Jangan justru malah melanggengkan praktik yang tidak baik dalam organisasi.
“Tradisi yang tidak tepat harus sudah ditinggalkan, latih anggota, tingkatkan profesionalisme anggota sehingga saudara akan menjadi pemimpin yang handal, pemimpin yang profesional, pemimpin yang hebat, pemimpin yang dicintai rakyat,†tutur Jokowi.
Presiden Jokowi juga mengemukakan, bahwa perkembangan dinamika masyarakat seringkali berubah dengan cepat, tuntutan masyarakat juga semakin tinggi, dan kekuatan media juga sangat dahsyat. Karena itu, Presiden Jokowi meminta para perwira harus segera menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan strategis. Baik pada lingkup nasional, lingkup regional maupun global.
“Para perwira harus cepat tanggap, cepat mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan masyarakat,†tutur Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan konsekuensi Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, berbagai permasalahan dibidang pertahanan dan keamanan semakin dinamis dan kompleks.
Presiden Jokowi mengingatkan, keragamanan dan perbedaan janganlah menjadi sumber konflik, namun seharusnya semakin melengkapi atas kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga mampu menjadi perekat bangsa.
Kepada para perwira remaja TNI-Polri, Presiden Jokowi berharap agar mampu menampilkan diri sebagai contoh perekat bangsa, serta melakukan kerjasama yang harmonis, kerjasama yang sinergis serta saling mendukung dalam melaksanakan tugas masing-masing yang semakin kompleks.
“Jangan justru malah terlibat konflik, mempertahankan ego sektoral masing-masing. Kurangi terjadinya gesekan antar anggota di lapangan. Lakukan pengawasan yang ketat, bangun komunikasi yang baik, serta pererat rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara anggota TNI dan Polri,†tutur Presiden Jokowi.
Sebelumnya pada awal sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pelantikan merupakan langkah awal para perwira menuju medan pengabdian yang sebenarnya, menapaki profesi ke depan yang panjang dengan penuh dinamika dan sarat dengan tantangan.
Sebagai seorang pemimpin, tutur Presiden Jokowi, para perwira tidak hanya dituntut memiliki kompetensi, integritas, karakter pribadi yang unggul dan tangguh, namun harus selalu terdepan dalam memberikan motivasi dan keteladanan yang sangat diperlukan untuk menjawab dan menghadapi tantangan dan tugas-tugas yang semakin berat.
Perwira yang dilantik dalam Upacara Prasetya Perwira TNI-Polri 2015 ini berjumlah 739 orang, terdiri dari 215 Perwira Akademi Militer, 100 Perwira Akademi Angkatan Laut, 89 Perwira Akademi Angkatan Udara dan dan 389 Perwira Akademi Kepolisian. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?