Dalam pesan arahannya,
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa ada banyak organisasi yang menangani
persoalan kebakaran hutan kebakaran hutan, mulai dari Gubernur, Pangdam,
Polda, hingga Manggala Agni dan Polisi Hutan, akan tetapi, organisasi
sebesar itu, tidak bisa menyelesaikan persoalan kebakaran hutan yang
sudah berlangsung hingga puluhan tahun.
“Kuncinya mau atau tidak mau menyelesaikan masalah iniâ€, ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa peristiwa kebakaran hutan terjadi tiap tahun dan hal ini telah membuat malu negeri ini kepada negara lain. Bandar Udara sering kali tidak bisa beroperasi karena asap akibat kebakaran hutan, dan asap tersebut juga menyebar hingga ke negara lain.
“Harus ada yang bertanggung jawab, bekerja itu jelas. Ya tadi, organisasi-organisasi yang saya sampaikanâ€, ujar Presiden Jokowi.
Ketika terjadi kebakaran hutan di Riau, Presiden Jokowi mencontohkan, dirinya langsung menelepon Pangdam dan Kapolda menginstruksikan keduanya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Presiden Jokowi menyebut akan mengecek titik api di Riau apakah mengalami penurunan jumlah atau tidak.
“Nyatanya juga turun, langsung anjlok. Ya tapi apa saya harus lakukan tiap tahun, tiap bulanâ€, tegas Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyebut bahwa organisasi dan alat untuk menangani kebakaran hutan sudah ada semua, dan menyampaikan pesan bahwa yang paling penting adalah tidak membiarkan api sampai besar. “Begitu ada titik langsung kejarâ€, tambah Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga mengatakan dirinya akan memantau langsung secara harian titik api di hutan-hutan Kalimantan Barat, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan, karena keempat Provinsi tersebut selalu berada dalam kondisi mengkhawatirkan untuk masalah kebakaran hutan.
Dalam acara itu, turut hadir mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis. (Verbatim-Humas)
“Kuncinya mau atau tidak mau menyelesaikan masalah iniâ€, ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa peristiwa kebakaran hutan terjadi tiap tahun dan hal ini telah membuat malu negeri ini kepada negara lain. Bandar Udara sering kali tidak bisa beroperasi karena asap akibat kebakaran hutan, dan asap tersebut juga menyebar hingga ke negara lain.
“Harus ada yang bertanggung jawab, bekerja itu jelas. Ya tadi, organisasi-organisasi yang saya sampaikanâ€, ujar Presiden Jokowi.
Ketika terjadi kebakaran hutan di Riau, Presiden Jokowi mencontohkan, dirinya langsung menelepon Pangdam dan Kapolda menginstruksikan keduanya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Presiden Jokowi menyebut akan mengecek titik api di Riau apakah mengalami penurunan jumlah atau tidak.
“Nyatanya juga turun, langsung anjlok. Ya tapi apa saya harus lakukan tiap tahun, tiap bulanâ€, tegas Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyebut bahwa organisasi dan alat untuk menangani kebakaran hutan sudah ada semua, dan menyampaikan pesan bahwa yang paling penting adalah tidak membiarkan api sampai besar. “Begitu ada titik langsung kejarâ€, tambah Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga mengatakan dirinya akan memantau langsung secara harian titik api di hutan-hutan Kalimantan Barat, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan, karena keempat Provinsi tersebut selalu berada dalam kondisi mengkhawatirkan untuk masalah kebakaran hutan.
Dalam acara itu, turut hadir mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis. (Verbatim-Humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?