Presiden Jokowi dalam
pidatonya menyatakan negara-negara Asia Afrika harus selalu menanamkan
semangat persaudaraan dan solidaritas di antara negara Asia Afrika.
“60 tahun lalu hanya tiga negara Afrika yang menghadiri KAA, bahkan Sudan hadir hanya dengan kain putih bertuliskan negaranya “Sudanâ€. Ia belum merdeka dan belum mempunyai benderaâ€, ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya.
Kini, lanjut Presiden Jokowi, peta dunia telah berubah. KAA kali ini dihadiri oleh 91 negara, dengan semangat yang sama dalam tantangan yang berbeda, yaitu memakmurkan raykat.
Presiden Jokowi juga mengigatkan memori kembali kepada pemimpin negara Asia Afrika yang hadir, “Di ruangan ini, hadir para pendahulu kita yang menginspirasi dunia. Dari kota ini, mereka menggelorakan perjuangan kemerdekaan, kesejahteraan, dan keadilan bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrikaâ€.
Seperti diketahui, para pelopor seperti Jawaharlal Nehru (India), Sir John Kotelawala (Sri Lanka), Muhammad Ali Bogra (Pakistan), Soekarno (Indonesia), dan U Nu (Burma, red: sekarang Myanmar) menggelorakan semangat solidaritas dan perjuangan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk berdiri sejajar dengan negara lain. (Humas Kemensetneg)
“60 tahun lalu hanya tiga negara Afrika yang menghadiri KAA, bahkan Sudan hadir hanya dengan kain putih bertuliskan negaranya “Sudanâ€. Ia belum merdeka dan belum mempunyai benderaâ€, ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya.
Kini, lanjut Presiden Jokowi, peta dunia telah berubah. KAA kali ini dihadiri oleh 91 negara, dengan semangat yang sama dalam tantangan yang berbeda, yaitu memakmurkan raykat.
Presiden Jokowi juga mengigatkan memori kembali kepada pemimpin negara Asia Afrika yang hadir, “Di ruangan ini, hadir para pendahulu kita yang menginspirasi dunia. Dari kota ini, mereka menggelorakan perjuangan kemerdekaan, kesejahteraan, dan keadilan bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrikaâ€.
Seperti diketahui, para pelopor seperti Jawaharlal Nehru (India), Sir John Kotelawala (Sri Lanka), Muhammad Ali Bogra (Pakistan), Soekarno (Indonesia), dan U Nu (Burma, red: sekarang Myanmar) menggelorakan semangat solidaritas dan perjuangan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk berdiri sejajar dengan negara lain. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?