Presiden Joko Widodo menghadiri acara peluncuran sertifikat elektronik tenaga kerja konstruksi Indonesia yang digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, pada Selasa, 12 Maret 2019. Program ini merupakan tindak lanjut dari program percepatan sertifikasi bagi tenaga kerja konstruksi yang ditetapkan pada Oktober 2018.
"Saya ingin mengingatkan bahwa di tengah semua kemajuan teknologi ini kita tidak boleh lupa bahwa kita harus terus meningkatkan kualitas SDM kita," kata Presiden.
Dalam acara tersebut, turut diserahkan sertifikat keahlian bagi 16.000 tenaga kerja konstruksi yang terdiri atas 13.900 tenaga terampil dan 2.100 tenaga ahli.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono melaporkan bahwa di Indonesia terdapat 8,3 juta tenaga kerja konstruksi. Dari jumlah itu, baru sekitar 616.000 tenaga kerja yang memiliki sertifikat keahlian.
"Dengan demikian percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi menjadi salah satu agenda utama pemerintah yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR bersama kementerian/lembaga lainnya," kata Basuki.
Presiden mengatakan bahwa sertifikat keahlian yang diterima para tenaga kerja konstruksi tersebut merupakan hal yang sangat dibutuhkan di masa mendatang. Apalagi pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh penjuru Tanah Air membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya terampil, namun juga diakui keahlian dan kemampuannya.
"Sertifikat ini sangat penting sekali sehingga pengakuan terhadap keahlian dan keterampilan saudara-saudara betul-betul ada pegangannya," jelas Presiden.
Selain itu, Kepala Negara juga meminta kepada para tenaga kerja konstruksi untuk mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, khususnya konstruksi, yang berkembang sedemikian cepat. Menurutnya, diperlukan pengembangan kapasitas SDM secara besar-besaran untuk dapat menyambut perubahan itu sekaligus memenuhi kebutuhan industri.
"Akan kita mulai tahun ini dan tahun depan pelatihan besar-besaran baik itu di kementerian, BUMN, maupun swasta. Ada yang di dalam negeri, ada yang kita kirim ke luar," tambah Kepala Negara seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Mengingat pentingnya pelatihan dan juga sertifikasi keahlian bagi para tenaga kerja tersebut, Presiden meminta kepada jajarannya agar terus mengembangkan program yang pada tahun ini ditargetkan untuk dapat menguji dan menyertifikasi 512.000 tenaga kerja Indonesia dalam berbagai bidang.
"Karena itu saya minta program sertifikasi ini terus diperbanyak pesertanya dan kita harus semakin banyak SDM-SDM yang ahli di bidang konstruksi ini," tandas Presiden. (Humas Kemensetneg)