Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam peringatan Haul Ke-7 K.H. Abdurrahman Wahid sekaligus Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H yang digelar pada Jumat, 23 Desember 2016, di Komplek Al-Munawwaroh, Jalan Warung Silah No. 10, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Â
"Meneladani ketulusan beliau yang menjaga silaturahim, melampaui sekat-sekat primordial yang ada. Meneladani kesederhanaan beliau, meneladani kesukarelaan beliau dalam melayani masyarakat, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara sampai akhir hayatnya," ujar Presiden Joko Widodo.
Â
Terlebih lagi Presiden teringat dengan peristiwa ketika Ibu Sinta Nuriyah, istri Gus Dur memberikan peci yang biasanya dipakai Gus Dur pada hari Kamis, 26 September 2013, di Wahid Institute. Tapi sayangnya peci itu disimpan Presiden di Solo. “Jadi tidak bisa saya pakai tahun ini. Insya Allah tahun depan," kata Presiden.
Â
"Pada khaul 7 tahun wafatnya Gus Dur sekarang, pemberian peci itu menjadi pengingat-ingat buat saya, menjadi pengingat-ingat buat kita semua untuk selalu berusaha meneladani Gus Dur,†ucap Presiden.
Â
Dalam rilis Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, menurut Presiden Joko Widodo, Gus Dur yang wafat pada 30 Desember 2009 lalu, dalam sepanjang hidupnya selalu menekankan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah milik seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali, milik bersama, bukan milik golongan dan bukan milik perseorangan.
Â
“Saya percaya Gus Dur pasti gemes gregetan kalau melihat ada kelompok atau orang-orang yang meremehkan konstitusi, yang mengabaikan kemajemukan kita, yang memaksakan kehendak dengan aksi-aksi kekerasan, radikalisme, terorisme,†ujar Presiden.
Â
Melihat situasi sekarang ini, lanjut Presiden, bangsa Indonesia seharusnya merasa bersyukur. Ketika banyak negara lain goyah mencari pedoman hidup, bangsa Indonesia memiliki Pancasila. “Ketika negara-negara lain kebingungan mencari panduan berbangsa dan bernegara, kita mempunyai Pancasila. Seharusnya kita bisa membangun lebih cepat, bergerak lebih cepat, sehingga kita bisa menjadi negara pemenang, agar kita menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,†kata Presiden.
Â
Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo juga mengagumi sikap optimisme Gus Dur dalam memandang bangsa Indonesia ke depan. “Gus Dur itu selalu optimis dalam memandang Indonesia ke depan. Tidak kagetan, tidak gumunan. Itu Gus Dur,†ucap Presiden.
Â
Bahkan dalam menyelesaikan permasalahan bangsa, Gus Dur selalu berpegang teguh pada sebuah kaidah fiqih 'Yassirru wala Tuasirru' yang memiliki makna permudahlah dan jangan dipersulit. "Ketika mengambil keputusan yang rumit, saya suka teringat kata-kata beliau (Gus Dur), 'Gitu saja kok repot!?," ucap Presiden Joko Widodo.
Â
Dalam Haul ke-7 kali ini Presiden Joko Widodo berkesempatan menyaksikan pembacaan dan penandatangan Ikrar Damai Ummat Beragama Indonesia oleh 9 Pemuka Agama, sebagai bentuk persatuan atas kemajemukan negara Indonesia.
Â
Presiden Ingatkan Pesan Gus Dur pada Cagub DKI Jakarta
Â
Sebagai sosok yang dicintai berbagai kalangan masyarakat, peringatan Haul ke-7 Gus Dur dihadiri pula oleh sejumlah pimpinan lembaga negara, tokoh masyarakat, pemuka agama, para kyai, para ulama hingga para santri. Namun, tiga pasang calon Gubernur DKI Jakarta yang akan berkompetisi dalam Pilkada DKI 2017 mendatang juga tampak hadir di tengah para undangan.
Â
Atas permintaan para undangan, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri mengabsen kehadiran ketiga pasangan calon Gubernur DKI Jakarta tersebut. Ketiga cagub dan cawagub yang hadir adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, serta Anies Baswedan.
Â
"Nih sekarang hadir disini tiga calon pasangan calon Gubernur DKI hadir semuanya. Diabsen dulu, katanya tadi yang di sana minta di absen. Silahkan berdiri semuanya," ujar Presiden Joko Widodo.
Â
Melihat keakraban ketiganya, Presiden Joko Widodo pun mengapresiasi solidaritas dan kerukunan yang ditunjukkan oleh ketiga pasangan calon Gubernur DKI Jakarta.
Â
"Lha mbok ya begitu yang rukun, wong kita ini kan saudara, saudara sebangsa dan setanah air. Persaudaraan itu yang diajarkan oleh Gus Dur," ucap Presiden.
Â
Turut hadir dalam acara tersebut, di antaranya Wakil Presiden RI ke-11 Boediono, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto dan Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid serta Yenny Wahid selaku tuan rumah. (Humas Kemensetneg)