Dalam pengantarnya, Presiden menceritakan kepada jajaran Kabinet Kerja bahwa persaingan antarnegara memang saat ini terlihat nyata. Semua negara berlomba-lomba berebut arus investasi dan modal yang masuk ke negaranya masing-masing.
Â
"Dari pertemuan-pertemuan yang kita lakukan dengan kepala-kepala negara/kepala-kepala pemerintahan, baik di G-20 maupun ASEAN Summit, sangat kelihatan sekali betapa sekarang ini persaingan antarnegara sangat sengit. Betapa nanti pertarungan antarnegara dalam hal perebutan kue ekonomi, baik berupa investasi, baik berupa arus uang masuk, arus modal, itu sangat sengit sekali," terang Presiden mengawali pengantarnya.
Â
Berdasarkan realitas tersebut, dalam rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada jajarannya untuk menentukan arah perekonomian nasional. Menurutnya, dengan cara itulah Indonesia dapat membangun keunikannya yang sekaligus menjadi keunggulan Indonesia dalam bersaing dengan negara lainnya.
Â
"Kita harus menentukan apa yang akan menjadi core ekonomi kita, core business negara kita. Karena dengan itulah kita akan bisa membangun positioning kita, kita bisa membangun diferensiasi kita, kita bisa membangun brand negara sehingga lebih mudah kita menyelesaikan persoalan-persoalan dan tanpa harus kita kejar-kejaran, apalagi kalah bersaing dengan negara lain," ujarnya.
Â
Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang turut hadir dalam rapat kabinet tersebut, kemudian diberikan kesempatan oleh Presiden untuk menyampaikan sejarah perekonomian negara Indonesia dari awal berdirinya Indonesia hingga kini.
Â
"Akan kita lihat, sebetulnya di mana yang harus diperbaiki, di mana yang harus kita waspadai. Saya kira akan kelihatan sekali kalau nanti sudah disampaikan," imbuh Presiden.
Â
Hampir seluruh anggota Kabinet Kerja hadir dalam rapat kali ini. Tampak hadir di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani; Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno; Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung; dan sejumlah anggota kabinet kerja lainnya. (Humas Kemensetneg)
Â
Â
Â