Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 orang di antaranya berkedudukan di Jakarta, sementara 7 orang lainnya berkedudukan di luar Indonesia. Penyerahan surat kepercayaan tersebut menandai dimulainya penugasan resmi dari para Duta Besar tersebut di Indonesia.
1.   Tuan Mehmet Kadri Șander Gürbüz, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Turki untuk Republik Indonesia;
2.   Tuan Mohamed Abdulla M. Bin Mutleq Alghafli, Duta Besar LBBP Designate Resident Persatuan Emirat Arab untuk Republik Indonesia;
3.   Tuan Peter MacArthur, Duta Besar LBBP Designate Resident Kanada untuk Republik Indonesia;
4.   Tuan Michael Freiherr von Ungern-Sternberg, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Federal Jerman untuk Republik Indonesia;
5.   Ny. Helene Steinhäusl, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Austria untuk Republik Indonesia;
6.   Nn. Deborah Ho Ng de Cogley, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Panama untuk Republik Indonesia;
7.   Tuan Gonzalo Mendoza Negri, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Chile untuk Republik Indonesia;
8.   Tuan Ahmed bin Jassim Mohammed Ali Al-Hamar, Duta Besar LBBP Designate Resident Negara Qatar untuk Republik Indonesia;
9.   Tuan Ahmed Amr Ahmed Moawad, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Arab Mesir untuk Republik Indonesia;
10.  Tuan Osama Mohammad Abdullah Alshuaibi, Duta Besar LBBP Designate Resident Kerajaan Arab Saudi untuk Republik Indonesia;
11.  Tuan Jose Renato Salazar Acosta, Duta Besar LBBP Designate Resident Republik Kolombia untuk Republik Indonesia;
12.  Tuan Clement Philip Ricardo Allicock, Duta Besar LBBP Designate Non Resident Jamaika untuk Republik Indonesia, berkedudukan di Tokyo;
13.  Ny. Helena Drnovšek Zorko, Duta Besar LBBP Designate Non Resident Republik Slovenia untuk Republik Indonesia, berkedudukan di Canberra;
14.  Nn. Hinauri Petana, Duta Besar LBBP Designate Non Resident Samoa untuk Republik Indonesia, berkedudukan di Canberra;
15.  Tuan Walubita Imakando, Duta Besar LBBP Designate Non Resident Republik Zambia untuk Republik Indonesia, berkedudukan di Kuala Lumpur;
16.  Tuan Yahya Ngam, Duta Besar LBBP Designate Non Resident Republik Islam Mauritania untuk Republik Indonesia, berkedudukan di Tokyo;
17.  Tuan Yazkuli Mammedov, Duta Besar LBBP Designate Non Resident Turkmenistan untuk Republik Indonesia, berkedudukan di Kuala Lumpur;
18.  Ny. Anne Namakau Mutelo, Duta Besar LBBP Designate Non Resident Republik Namibia untuk Republik Indonesia, berkedudukan di Kuala Lumpur.
Berdasarkan rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, penyerahan Surat Kepercayaan Duta Besar LBBP negara sahabat tersebut dimulai dengan prosesi kedatangan di halaman depan Istana Merdeka. Prosesi kedatangan dipimpin langsung oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dengan membawa bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan 18 negara sahabat secara bergantian. Usai prosesi, secara bertahap para duta besar menuju ruang tunggu Istana Merdeka guna mengisi buku tamu sebelum menuju ruang kredensial untuk menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo.
Veranda Talk dengan Para Duta Besar
Ada yang sedikit di luar kebiasaan usai para duta besar menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo di ruang kredensial. Bila biasanya para duta besar langsung diarahkan menuju ruang Jepara guna beramah-tamah sebelum meninggalkan Istana Merdeka, kali ini Presiden Joko Widodo mengajak para duta besar tersebut untuk berbincang akrab dengan para duta besar di teras belakang Istana Merdeka. Momen tersebut belakangan dikenal dengan sebutan veranda talk di kalangan Istana.
Sebagaimana diketahui, tak serta merta semua tamu Presiden berkesempatan untuk berbincang dalam veranda talk tersebut. Sebab, sebagaimana yang pernah dituturkan oleh Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala, veranda talk bukanlah sekedar rutinitas keprotokolan semata, namun terdapat makna penting yang tersirat di dalamnya.
"Veranda talk ini bukan hanya sekedar judul atau nama, tapi mempunyai makna. Maknanya adalah pembicaraan akrab antara Presiden dengan beberapa tamu negara yang dianggap dekat dan penting di dalam substansi maupun hubungan," terangnya kepada para jurnalis pada Kamis, 1 September 2016.
Mehmet Kadri Șander Gürbüz asal Turki, ialah duta besar untuk Indonesia yang pertama kali mendapatkan kehormatan untuk berbincang langsung dengan Presiden. Keduanya, dengan didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, berbincang tepat di depan pintu yang menghubungkan teras belakang Istana Merdeka dengan ruang resepsi. Secara bergiliran hal yang sama juga dilakukan terhadap para duta besar lainnya.
Kurang lebih sekira tiga sampai lima menit Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk berbincang dengan masing-masing duta besar tersebut. Memang, waktu tersebut mungkin dapat dibilang singkat untuk ukuran sebuah obrolan akrab dan mendalam. Meski demikian, ajakan Presiden kepada para duta besar untuk berbincang di teras belakang Istana Merdeka yang baru kali ini dilakukan tersebut jelas menyampaikan pesan terkait keinginan pemerintah Indonesia untuk dapat menjalin kedekatan hubungan dan kerja sama yang lebih mendalam kepada para negara-negara sahabat.
Dalam acara penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar negara sahabat tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) A. M. Fachir. (Humas Kemensetneg)
Â
Â
Â