Sebagaimana disampaikan dalam siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, dalam latihan yang berlangsung kurang lebih sekira 60 menit tersebut dipertontonkan sejumlah atraksi dan demo keterampilan pasukan TNI Angkatan Laut. Salah satu keterampilan yang diperlihatkan kepada Presiden ialah peluncuran roket anti kapal selam jenis RBU 6000 dari empat KRI, yakni Kapal Kujang, Kapal Layang, Kapal Clurit, dan Kapal Ajax. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyaksikan uji coba senjata strategis milik TNI AL yang berupa peluru kendali C-705 dan Torpedo 'Surface and Underwater Torpedo' (SUT) dengan sasaran KRI Karimata 960 dan memberikan aba-aba untuk penembakan peluru kendali.
Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 sendiri digelar dengan tujuan untuk mengukur kemampuan prajurit serta mengukur kekuatan operasional dan keterpaduan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam mendukung operasi gabungan TNI ke depannya. Latihan ini melibatkan 39 unsur kapal perang berbagai jenis, 8 pesawat udara, dan 1.700-an pasukan pendarat beserta kendaraan tempurnya. Sebanyak 7.500 personil juga dilibatkan dalam latihan puncak Angkatan Laut kali ini.
Kepada para jurnalis usai acara, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa latihan seperti ini biasa dilakukan setiap dua tahun sekali. Selain itu, latihan juga dimaksudkan untuk memetakan senjata-senjata strategis yang dimiliki oleh TNI.
"Ini adalah latihan puncak Angkatan Laut yang dilakukan setiap dua tahun. Latihan ini dilakukan untuk uji coba senjata-senjata strategis yang kita punyai. Tadi sudah dicoba rudalnya, sudah dicoba juga meriam artilerinya dan juga roket-roket anti kapal selam. Karena tanpa latihan-latihan rutin seperti ini kita tidak akan bisa mengerti dan memperbaiki senjata-senjata strategis yang kita punyai," terang Presiden.
Presiden dalam kesempatan tersebut juga menyinggung soal kemandirian alutsista TNI. Presiden berharap segala senjata strategis buatan negara lain yang saat ini dimiliki Indonesia dapat dipelajari untuk kemudian dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.
"Semua senjata-senjata strategis akan kita buat sendiri. Saya kira kalau sekarang kita beli ya tidak hanya beli saja. Kita pelajari apa memungkinkan industri strategis kita memproduksi itu. Saya kira semuanya kalau dipelajari bisa mendukung kemandirian itu," ucapnya.
Mendampingi Presiden dalam acara tersebut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan KSAL Laksmana TNI Ade Supandi‎. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?