Dalam sambutan
penutupan Kongres yang kali ini mengusung tema "Penguatan Peran Politik,
Ekonomi, dan Sosial Budaya Umat Islam untuk Indonesia yang Berkeadilan
dan Berperadaban", Presiden Jokowi mengungkapkan kebanggaanya atas sikap
toleransi umat Islam Indonesia.
Bahkan, para Kepala Negara Sahabat menyebut bahwa Umat Islam Indonesia dapat menjadi role model toleransi antarumat beragama. Hal itu, tambah Presiden Jokowi, tidak lain karena umat Islam di Indonesia selalu mengambil jalan tengah sehingga dapat meminimalisasi ekstremisme.
Meskipun demikian, di tengah apresiasi yang Indonesia dapatkan, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pekerjaan rumah bangsa Indonesia masih banyak. Masyarakat kita masih banyak yang masuk dalam kategori miskin dan bodoh.
Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak agar umat Islam, bersama dengan Pemerintah, ikut berkontribusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Jadi tidak hanya dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan ekonomi dan pemerataannyaâ€, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa hal itu bisa diatasi dengan pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga kembali menegaskan keteguhannya dalam hal perang terhadap penyalahgunaan narkoba dan menyampaikan keprihatinannya atas fakta bahwa setiap hari tidak kurang 50 orang meninggal karena narkoba, 4,5 juta harus direhabilitasi, 1,2 juta yang tidak bisa direhabilitasi.
"Meskipun banyak desakan untuk memberikan ampunan bagi terpidana mati, Presiden tidak akan memberi ampunan" tegas Presiden Jokowi, bahkan saat ini pemerintah telah melarang penjualan miras di supermarket.
Presiden Jokowi juga menyinggung situasi yang saat ini tengah hangat, yakni permasalahan antara KPK dan Polri dengan mengatakan bahwa belum diputuskannya permasalahan tersebut mengingat bertumpuknya permasalahan antara masalah politik, dan hukum, dan APBN-P yang belum selesai di DPR. Presiden Jokowi uga menyebutkan bahwa sebelum mengambil seuatu keputusan, dirinya perlu mempertimbangkan yang matang. (Verbatim-Humas)
Bahkan, para Kepala Negara Sahabat menyebut bahwa Umat Islam Indonesia dapat menjadi role model toleransi antarumat beragama. Hal itu, tambah Presiden Jokowi, tidak lain karena umat Islam di Indonesia selalu mengambil jalan tengah sehingga dapat meminimalisasi ekstremisme.
Meskipun demikian, di tengah apresiasi yang Indonesia dapatkan, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pekerjaan rumah bangsa Indonesia masih banyak. Masyarakat kita masih banyak yang masuk dalam kategori miskin dan bodoh.
Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak agar umat Islam, bersama dengan Pemerintah, ikut berkontribusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Jadi tidak hanya dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan ekonomi dan pemerataannyaâ€, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa hal itu bisa diatasi dengan pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga kembali menegaskan keteguhannya dalam hal perang terhadap penyalahgunaan narkoba dan menyampaikan keprihatinannya atas fakta bahwa setiap hari tidak kurang 50 orang meninggal karena narkoba, 4,5 juta harus direhabilitasi, 1,2 juta yang tidak bisa direhabilitasi.
"Meskipun banyak desakan untuk memberikan ampunan bagi terpidana mati, Presiden tidak akan memberi ampunan" tegas Presiden Jokowi, bahkan saat ini pemerintah telah melarang penjualan miras di supermarket.
Presiden Jokowi juga menyinggung situasi yang saat ini tengah hangat, yakni permasalahan antara KPK dan Polri dengan mengatakan bahwa belum diputuskannya permasalahan tersebut mengingat bertumpuknya permasalahan antara masalah politik, dan hukum, dan APBN-P yang belum selesai di DPR. Presiden Jokowi uga menyebutkan bahwa sebelum mengambil seuatu keputusan, dirinya perlu mempertimbangkan yang matang. (Verbatim-Humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?