Cikeas: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono khawatir dengan kondisi penduduk yang mengungsi dari daerah tempat tinggalnya di sekitar Gunung Kelud yang kini dalam status awas. Hal tersebut disampaikan oleh Mensesneg Hatta Rajasa dalam konferensi persnya di pendopo kediaman pribadi SBY hari Jumat (19/10) siang, usai melaksanakan salat Jumat berjamaah. "SBY merencanakan kunjungan untuk memantau langsung Kelud dan melihat kondisi para pengungsi," kata Hatta yang didampingi oleh Seskab Sudi Silalahi dan Jubir Presiden Andi A. Mallarangeng.
Menurut Hatta, kunjungan SBY ke Kelud dijadwalkan pada akhir bulan Oktober 2007. "Ancer-ancernya pada tanggal 25, tapi itu masih tentatif," jelas Hatta. Andi Mallarangeng kemudian menambahkan bahwa kunjungan tersebut masih dalam perencanaan. "Tanggal 25 itu yang paling memungkinkan," kata Andi kepada wartawan.
Dijelaskan oleh Andi, bahwa Badan Vulkanologi mengatakan ada kemungkinan Gunung Kelud dapat meletus. "Maka perlu ada persiapan, dan Presiden mau melihatnya secara langsung persiapan itu. Kita lihat bagaimana nanti situasinya," Andi menambahkan.
Gunung Kelud berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, atau sekitar 27 km sebelah timur Kota Kediri. Gunung tersebut tercatat telah meletus pada tahun 1586, 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Aktivitas Kelud meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga kini, ditandai dengan meningkatnya suhu danau kawah. Pemerintah setempat sudah mengeluarkan peringatan kepada penduduk dalam radius 10 km dari Gunung Kelud mengenai bahaya letusan dan mulai mengungsikan sekitar 60.000 jiwa yang tinggal di lereng gunung tersebut.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/10/19/2331.html