SEM Asia 2015, lanjut Darwin, melibatkan lebih dari 120 tim mahasiswa dari 17 negara di Asia dan Timur Tengah, termasuk tim mahasiswa baru dari Australia, Bangladesh, Oman, dan Arab Saudi. Para tim peserta mengusung kendaraan dalam salah satu kategori Urban Concept atau Prototype dengan salah satu dari tujuh jenis bahan bakar yang berbeda. “Hasil akhir diukur dari tim mana yang dapat menempuh jarak terjauh dengan menggunakan bahan bakar setara dengan 1 kWh listrik, 1 m3 hidrogen atau 1 liter bahan bakar,†ujar Darwin, sebagaimana dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.
Â
Indonesia pada lomba itu mengirimkan 23 tim, sebanyak 6 tim di antaranya berhasil menjuarai beberapa kategori penghargaan. “Pada Kategori Urban Concept berjenis bahan bakar disel, tim mahasiswa Indonesia menyapu bersih peringkat 1, 2, dan 3,†kata Darwin.Â
Â
Kategori lainnya yang dimenangkan oleh tim dari Indonesia adalah kategori Urban Concept berjenis bahan bakar etanol dan kategori Prototype berjenis bahan bakar gasolin atau bensin.
Â
Presiden menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya kepada tim mahasiswa Indonesia yang telah berjuang dalam SEM Asia 2015. “Saya bangga baik bagi yang belum beruntung meraih penghargaan, maupun yang telah berhasil menjuarai beberapa kategori,†ucap Presiden.
Â
Prestasi yang telah diraih, kata Presiden, selain mengharumkan nama bangsa, juga menunjukkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa lain, bahkan memenangkannya. “Untuk itu, kita tidak boleh merasa inferior terhadap bangsa lain,†ujar Presiden.
Â
Prestasi yang telah diraih, juga menginspirasi generasi muda Indonesia untuk memikirkan inovasi terhadap penggunaan bahan bakar dalam menciptakan solusi energi di masa depan. “Inovasi ini akan membantu kita melihat mobil cerdas dan mengeksplorasi bahan bakar jenis baru yang dapat menjadi sumber energi berkelanjutan,†kata Presiden.
Â
SEM pertama kali diselenggarakan pada tahun 1939 di Laboratorium Penelitian Shell, di Amerika Serikat sebagai pertandingan persahabatan antar ilmuwan untuk mengetahui siapa yang dapat menempuh jarak terjauh dengan segalon bahan bakar pada kendaraannya. Pemenang lomba ketika itu hanya mampu menempuh jarak 50 mpg (21 km/l), dan dari sejarahnya yang sederhana ini, pertandingan persahabatan tersebut berkembang menjadi kompetisi yang dikelola dengan lebih rapi di tiga wilayah yaitu Eropa, Amerika, dan Asia.Â
Â
Pada tahun 1985, di Perancis, SEM Eropa untuk pertama kalinya diselenggarakan. Kemudian pada April 2007, SEM Amerika diselenggarakan bertempat di Amerika Serikat, dan pada tahun 2010, pembukaan SEM Asia diselenggarakan di Malaysia, yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan SEM Asia sampai dengan 2013. Sejak 2014, Manila-Filipina, menjadi tuan rumah SEM Asia sampai dengan tahun 2016. (Humas Kemensetneg)
Â