Â
Dalam sambutannya yang disampaikan di acara pembukaan main forum 5th World Islamic Economic Forum, di Jakarta, Senin (2/3), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan bahwa krisis iklim yang saat ini dapat dirasakan seperti perubahan cuaca yang ekstrim, banjir yang melanda di berbagai tempat, kutub yang mulai meleleh hingga naiknya permukaan air laut dapat mempengaruhi sendi-sendi sosal, ekonomi, politik dan pertahanan. Karenanya, perlunya tindakan sedini mungkin untuk mencegah perusakan pemanasan global pada skala besar yang nantinya dapat membawa penderitaan bagi generasi mendatang.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga mengingatkan agar tidak terjebak dalam definisi bahwa krisis energi hanya disebabkan oleh harga minyak dunia. Selama ini energi didominasi oleh satu sumber energi yang dominan yaitu petroleum. Itulah sebabnya ekonomi dunia perlu mengakselerasi transisi ke ekonomi rendah karbon yang bersumber pada energi non-fosil.
Lebih lanjut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak untuk saling bekerja sama untuk mendorong inovasi dan membangun unconventional resources. Dengan demikian, peluang-peluang investasi dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
Krisis pangan saat ini juga dirasakan masih melanda di beberapa tempat di dunia. Perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim dapat mempengaruhi kualitas hasil-hasil pertanian. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan perlunya menyelenggarakan gerakan penghijauan kedua untuk mendorong produksi pangan dunia. Selain itu, dukungan yang besar bagi para petani di negara-negara berkembang perlu dilakukan mengingat mereka merupakan produsen pangan terbesar.
Kebijakan investasi dalam sektor pertanian berupa pengadaan teknologi pertanian diharapkan juga dapat mengurangi efek krisis pangan yang melanda negara-negara yang ekonominya berbasis pada pertanian sekaligus meningkatkan taraf kesejahteraan para petani.
 Â
Acara yang berlangsung pada hari kedua ini menampilkan beberapa kepala negara dan pemerintahan dalam memberikan sambutan, yaitu Perdana Menteri Malaysia dan Pendiri WIEF Foundation Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Moroko Abbas El Fassi, Deputi Perdana Menteri Qatar Abdullah Bin Hamad Al-Attiyah, Putra Mahkota Ras Al-Khaimah Emirate UAE Sheikh Saud Bin Saqr Al Qasimi, dan Sekjen OIC Prof. Ekmeleddin Ihsanoglu.
Usai penyampaian sambutan, acara diresmikan oleh pemukulan gong oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disaksikan oleh para kepala Negara dan pemerintahan dan undangan delegasi yang hadir dilanjutkan dengan penandatanganan memorandum of agreement sebagai tanda peningkatan hubungan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara sahabat. (humas)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga mengingatkan agar tidak terjebak dalam definisi bahwa krisis energi hanya disebabkan oleh harga minyak dunia. Selama ini energi didominasi oleh satu sumber energi yang dominan yaitu petroleum. Itulah sebabnya ekonomi dunia perlu mengakselerasi transisi ke ekonomi rendah karbon yang bersumber pada energi non-fosil.
Lebih lanjut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak untuk saling bekerja sama untuk mendorong inovasi dan membangun unconventional resources. Dengan demikian, peluang-peluang investasi dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
Krisis pangan saat ini juga dirasakan masih melanda di beberapa tempat di dunia. Perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim dapat mempengaruhi kualitas hasil-hasil pertanian. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan perlunya menyelenggarakan gerakan penghijauan kedua untuk mendorong produksi pangan dunia. Selain itu, dukungan yang besar bagi para petani di negara-negara berkembang perlu dilakukan mengingat mereka merupakan produsen pangan terbesar.
Kebijakan investasi dalam sektor pertanian berupa pengadaan teknologi pertanian diharapkan juga dapat mengurangi efek krisis pangan yang melanda negara-negara yang ekonominya berbasis pada pertanian sekaligus meningkatkan taraf kesejahteraan para petani.
 Â
Acara yang berlangsung pada hari kedua ini menampilkan beberapa kepala negara dan pemerintahan dalam memberikan sambutan, yaitu Perdana Menteri Malaysia dan Pendiri WIEF Foundation Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Moroko Abbas El Fassi, Deputi Perdana Menteri Qatar Abdullah Bin Hamad Al-Attiyah, Putra Mahkota Ras Al-Khaimah Emirate UAE Sheikh Saud Bin Saqr Al Qasimi, dan Sekjen OIC Prof. Ekmeleddin Ihsanoglu.
Usai penyampaian sambutan, acara diresmikan oleh pemukulan gong oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disaksikan oleh para kepala Negara dan pemerintahan dan undangan delegasi yang hadir dilanjutkan dengan penandatanganan memorandum of agreement sebagai tanda peningkatan hubungan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara sahabat. (humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?