Hal itu diungkapkan Presiden Yudhoyono dalam sambutannya sebelum membuka The 10th Jakarta International Handicraft Trade Fair di Jakarta, Rabu (23/4). Turut hadir dalam acara itu di antaranya Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla.
Menurut Presiden, apabila pertumbuhan ekonomi mencapai 6,3% dengan pendapatan per kapita rata-rata naik menjadi US$2.200 per kepala, sehingga daya beli masyarakat akan semakin baik dan pasar di dalam negeri akan semakin kuat.
"Jangan dilupakan bahwa pasar domestik kita makin kuat. Karena itu jangan sibuk ekspor walaupun itu penting. Tapi pasarkan dan tawarkanlah di dalam negeri ini untuk memasarkan produknya," kata Presiden.
Presiden meminta agar industri kerajinan dan kreatif terus ditingkatkan. Hal itu akan meningkatkan pertumbuhan sektor riil, serta akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Dengan begitu, maka industri mikro, kecil, dan menengah akan menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi negara.
"Tahun lalu sumbangan industri kecil terhadap produk domestik bruto Rp105 triliun dan lapangan kerja yang dibentuk tumbuh sekitar 4,5% atau menyerap 5 juta tenaga kerja baru. Ini sesuatu yang riil, karena itu mari terus kembangkan industri kerajinan, perhiasan, ekonomi kreatif, dan budaya," ungkap Presiden.
Presiden menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki keunggulan yang tinggi dengan kualitas tidak kalah dari produk negara lain. Bahkan, produk Indonesia lebih unggul dari negara lain.
"Disainnya bagus dan pas dengan konsumen pasar. Apalagi mutunya. Soal mutu, perhatikan seni dan kaitkan dengan teknologi. Itulah yang membuat disain kerajinan kita bagus. Andaikata kita punya produk berdisain dan bermutu bagus, lebih mudah kita mempromosikannya dalam dan luar negeri," ujar Presiden.
Presiden meminta agar para pengusaha kerajinan Indonesia untuk meningkatkan produktivitasnya, agar industri kerajinan semakin berkembang ke depan. Produktivitas yang tinggi juga harus diimbangi dengan peningkatan hubungan dagang dengan pengusaha di dalam dan luar negeri.
"Tak mudah tembus pasar dan mendapatkan pelanggan, lalu kita malah tak bisa penuhi permintaan. Tolong jangan disia-siakan, cari akses pinjaman, yang menjamin adalah pemerintah," tegas Presiden.
Sumber : http://www.mediaindonesia.com/Â