Untuk itu, TNI harus menegaskan jati diri sebagai tentara rakyat. Sebagaimana TNI tidak boleh melupakan rakyat, tidak boleh menyakiti hati rakyat, dan tidak boleh berjarak dengan rakyat serta harus selalu bersama-sama rakyat. Presiden menyampaikan bahwa hanya dengan bersama-sama rakyat TNI akan kuat dalam menjalankan tugas pengabdian pada bangsa dan Negara, menjadi kekuatan militer yang hebat, kekuatan yang disegani dan kekuatan yang diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di dunia. “Selain itu, dalam darah TNI juga mengalir jati diri sebagai tentara pejuang,†ucap Presiden.
Â
Sebagaimana dilansir dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, Presiden mengatakan bahwa sebagai tentara pejuang, TNI harus memiliki daya juang dan semangat pantang menyerah untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Dengan semangat itulah TNI harus mampu menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. “TNI harus mampu menghadapi para penjarah sumberdaya laut dan perikanan kita. TNI harus mampu menjaga wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan kita,†ujar Presiden.
Â
TNI Berdiri di Atas Semua Golongan
Â
Sebagai Tentara Nasional, tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama dan golongan. TNI adalah satu yakni Tentara Nasional yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi, kelompok, juga mempersatukan ras, suku, dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Bersama-sama rakyat, TNI harus terus menjaga kebhinneka tunggal ika-an. “Hanya dengan itu, Indonesia bias menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid,†kata Presiden.
Saat ini bangsa
Indonesia bukan hanya menghadapi tantangan
di bidang politik, keamanan dan ekonomi,
namun juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan.
Dengan demikian bisa menjadi kekuatan
yang maha dasyat jika kita mampu menjaganya dengan baik.
“Banyak bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah,
terpecah-belah, dan tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan.
Ini tidak boleh terjadi
di Bumi Pertiwi kita,†ungkap Presiden.
Â
Presiden meminta agar keragaman dan perbedaan janganlah menjadi sumber konflik. Kemajemukan seharusnya semakin melengkapi atas kekurangan dan kelebihannya masing-masing. “Sehingga keragaman justru menjadi perekat bangsa, menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa,†ujar Presiden. Bahkan menurut Presiden kita harus mampu menjadikan kemajemukan itu sebagai kekuatan kita dalam menyongsong masa depan.
Â
TNI Sebagai Kekuatan Maritim di Asia Timur
Presiden membayangkan dalam lima tahun mendatang, pembangunan kekuatan pertahanan tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kekuatan pertahanan minimum dalam pertahanan negara Tri Matra terpadu tetapi juga ditujukan untuk memperkuat jati diri sebagai Negara maritime dengan membangun TNI sebagai kekuatan maritim regional yang disegani di Kawasan Asia Timur.Â
Dengan berbagai upaya kita berharap
agar TNI lebih siap dalam menghadapi corak peperangan
masa depan di tengah kondisi geografis khas negeri kita,
sebagai Negara maritim.
“Karena itu, kita perlu meningkatkan kapasitas pertahanan nasional melalui pembentukan
TNI yang professional,†ucap Presiden.Â
Presiden meminta kepada prajurit
TNI sebagai Tentara Profesional harus benar-benar terdidik dan terlatih. Prajurit
TNI harus terus menerus meningkatkan kemampuannya dengan melakukan latihan-latihan berkesinambungan.
“Tidak berbisnis, tidak terlibat politik praktis serta mendukung kebijakan politik negara
yang menganut demokrasi supremasi sipil,â€
kata Presiden.
Â
Dalam pandangan Presiden untuk membangun kekuatan pertahanan kita harus bisa memenuhi kebutuhan alutsista secara terpadu di ketiga matra pertahanan. Saat ini hampir semua Negara berlomba-lomba untuk memajukan teknologi pertahanannya. “Kita juga melakukan upaya membangun postur pertahanan TNI yang makin kokoh, alutsista makin lengkap, dan makin modern. Modernisasi teknologi pertahanan memang diperlukan untuk terus menerus mengimbangi kemajuan zaman,†tutur Presiden.
Presiden mengatakan, bahwa kita juga sedang mewujudkan kemandirian pertahanan dengan mengurangi ketergantungan impor kebutuhan pertahanan melalui pengembangan industri pertahanan nasional.
â€Kemandiriaan pertahanan juga kita bangun melalui diversifikasi kerjasama pertahanan sesuai dengan kepentingan nasional kita,â€
pungkasPresiden.Â
TNI Jaga Profesionalisme
 Â
Selain itu, tidak kalah pentingnya penyiapan kualifikasi komando,
mekanisme persediaan logistik dalam operasi militer dan
non militer, sinergitas antar korps dan antar instansi,
serta kualifikasi keterampilan melaksanakan operasi.
Â
Tampak hadir mendampingi Presiden, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, para Kepala Staf Angkatan, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, dan  para menteri anggota Kabinet Kerja, serta Duta Besar negara-negara sahabat‎. (Humas Kemensetneg)