Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki pada Senin, 15 Oktober 2018. Pertemuan keduanya berlangsung hangat di veranda Istana Merdeka, Jakarta.
Saat pertemuan, Kepala Negara didampingi oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi. Sementara Menteri Luar Negeri Palestina didampingi oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Sun.
Selepas pertemuan, Retno Marsudi menjelaskan bahwa maksud kedatangan Menteri Luar Negeri Palestina ialah untuk menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas dukungan yang konsisten diberikan Indonesia kepada Palestina.
"Palestina kembali menyampaikan apresiasi kepada Indonesia atas hubungan dan dukungan yang selalu diberikan Indonesia kepada Palestina. Tadi disampaikan, di manapun isu Palestina dibahas, ia melihat di situ selalu ada Indonesia," kata Retno.
Kunjungan kehormatan Riyad al-Maliki ini merupakan rangkaian dari kegiatan Solidarity Week for Palestine yang mulai digelar pada Sabtu, 13 Oktober 2018, kemarin hingga 17 Oktober mendatang.
Kegiatan tersebut diisi oleh berbagai kegiatan yang melibatkan pemerintah, lembaga internasional, LSM Kemanusiaan, para tokoh lintas agama, dan masyarakat Indonesia. Hal itu sebagai bentuk perwujudan dukungan Indonesia kepada Palestina yang akan terus dilakukan.
"Ini merupakan simbol dukungan kita, dukungan yang kuat dan konsisten, terhadap Palestina. Tetapi bukan berarti bahwa kemudian kegiatan-kegiatan setelah minggu ini akan selesai," imbuh Retno.
Terkait dukungan itu, Menlu Riyad menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Indonesia sangat dirasakan dirasakan oleh rakyat Palestina.
"Mereka merasakan kehadiran dan dukungan kita yang konsisten dan terus menerus terhadap perjuangan bangsa Palestina," jelas Menlu Riyad.
Selain itu, pihak Palestina juga sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah Indonesia yang mulai memberlakukan tarif 0 persen terhadap produk-produk Palestina yang masuk ke Indonesia. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat Palestina.
"Dengan zero tariff, berarti daya saingnya akan meningkat. Kalau daya saing dari barang tersebut meningkat berarti akan berdampak kepada ekonomi masyarakat Palestina yang menghasilkan barang-barang tersebut," tandas Retno, seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Pers, Protokol dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Kebijakan pemerintah yang dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri tersebut menjadi salah satu bentuk dukungan Indonesia bagi penguatan kapasitas ekonomi Palestina. Retno Marsudi menyebut bahwa produk-produk Palestina yang kini dapat merasakan kebijakan tersebut di antaranya ialah kurma dan minyak zaitun. (Humas Kemensetneg)