Presiden Menerima Masyarakat Adat Betawi

 
bagikan berita ke :

Senin, 18 Maret 2019
Di baca 1200 kali

Presiden Joko Widodo pada Senin, 18 Maret 2019, menerima pimpinan dan sejumlah pengurus Forum Betawi Rempug (FBR). Kehadiran mereka diterima langsung oleh Presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.



Kedatangan pengurus FBR yang dipimpin oleh K.H. Lutfi Hakim, M.A. selaku Imam Besar FBR disertai dengan sejumlah ulama.



"Pada dasarnya cuma silaturahmi biasa antara rakyat dengan pemimpinnya dan alhamdulillah Pak Jokowi berkenan menerima silaturahmi kami," kata Lutfi selepas acara.



Ia menuturkan, kedatangan FBR ini dimaksudkan untuk menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian Presiden Joko Widodo terhadap lembaga-lembaga adat yang ada di Nusantara, salah satunya ialah masyarakat adat Betawi.



"Kami menyampaikan ucapan terima kasih atas kepeduliannya terhadap masyarakat Betawi karena sejak beliau menjadi gubernur sampai sekarang ini sebagai presiden masih punya kepedulian terhadap budaya masyarakat Betawi," ujarnya sebagaimana dilansir dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.



Lutfi mengatakan, sebelum pemerintah dan Bank Indonesia menerbitkan pecahan uang baru pada 2016 lalu, masyarakat Betawi mengusulkan agar setidaknya terdapat ikon Betawi yang dicantumkan dalam salah satu pecahan mata uang baru.



"Kami masyarakat Betawi meminta setidaknya ada satu ikon budaya atau tokoh Betawi di dalam mata uang yang baru. Karena sepanjang bangsa ini merdeka tidak ada ikon masyarakat Betawi di dalamnya. Kami minta satu dikasih dua," ucapnya.



Dalam pecahan uang seratus ribu, budaya Betawi terwakili dengan ditampilkannya ilustrasi tari topeng Betawi pada bagian belakangnya. Sementara tokoh Betawi yang juga pahlawan nasional, Mohammad Husni Thamrin, muncul pada bagian depan uang rupiah kertas pecahan dua ribu rupiah.



Dalam kesempatan tersebut, Lutfi menjelaskan, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pesan bagi FBR agar mengajak masyarakat di sekitarnya untuk hadir ke tempat pemungutan suara dan menggunakan hak pilihnya pada 17 April 2019 mendatang.



"Iya, mendorong orang untuk tidak golput terutama menumbuhkan keberanian pada orang untuk datang ke TPS," pungkasnya. (Humas Kemensetneg)



Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0