Sebagaimana yang dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana‎, sambil menunggu perkembangan jarak pandang yang aman bagi penerbangan, Presiden memutuskan meninjau proyek pembangunan stasiun kereta api Bandara Minangkabau yang rencananya beroperasi bulan Desember 2015. Setelah itu, dilanjutkan dengan menunaikan salat magrib di Masjid Raya Sumatera Barat.
Sampai pukul 19.30 WIB, belum terjadi peningkatan jarak pandang di Bandara Sultan Thaha Jambi. Jarak pandang masih 600 meter sehingga tidak memungkinkan untuk mendarat di Jambi.
Jarak pandang di Jambi sejak pagi  hingga siang berfluktuasi. Pukul 07.00 - 07.30 WIB jarak pandang sejauh 900 m. Sedangkan siang hari sekitar pukul 12.30 WIB meningkat ke 1500 m dan pada pukul 17.00 WIB kembali menurun ke 600 m.
Dengan kondisi jarak pandang seperti itu, pada pukul 19.50 WIB, Presiden memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Setelah mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma pada pukul 21.30 WIB, Presiden menelpon Gubernur Jambi mengenai penundaan kunjungan kerja ke Jambi karena kondisi jarak pandang yang tidak memungkinkan bagi pesawat kepresidenan untuk mendarat di Jambi.Â
Presiden menyampaikan akan terus memantau perkembangan penanganan pemadaman kebakaran lahan dan kabut asap di Jambi. Presiden meminta agar Gubernur memperhatikan pelayanan kesehatan bagi warga Jambi yang terkena dampak kabut asap. (Humas Kemensetneg)