Presiden mengatakan, saat ini telah memasuki tahun politik yang berarti bahwa Indonesia memasuki masa dimana demokrasinya diuji. Tahun 2009, akan ada dua perhelatan demokrasi yang besar, Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden. Dalam hal berdemokrasi, Presiden juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menjalankan hak-hak demokrasi dan kebebasan dengan menghargai hak-hak dan kebebasan orang lain, serta menghargai ketertiban dan pranata hukum. Ditegaskannya, tidak ada tempat bagi anarki.
"Demokrasi terlalu berharga untuk dirusak oleh anarki. Pada kesempatan ini, saya tegaskan bahwa negara tidak boleh kalah dan tidak akan kalah terhadap anarkisme dan kekerasan," ungkap Kepala Negara dalam Pidato Kenegaraannya di Gedung DPR, Jumat (15/8).
Tahun 2009, juga merupakan tahun ujian bagi demokrasi di Indonesia. "Demokrasi kita kembali diuji. Apakah kita bisa melampaui tahun pemilu dengan baik dan damai? Saya rasa kita sepakat untuk menjawabnya : Bisa! Kita Bisa! Marilah kita kembali menjawab tantangan sejarah ini, dengan menjadikan Indonesia sebagai demokrasi yang pantas dicontoh oleh dunia," papar Presiden.
Menurut Presiden, Pemilu 2004 yang terselenggara dengan aman, tertib, jujur, dan adil sudah menjadi bukti prestasi Indonesia pada dunia. Presiden berharap, prestasi itu bisa dipertahankan, bahkan ditingkatkan pada Pemilu 2009. "Pemilu 2009 harus kita sukseskan, sehingga amanah rakyat benar-benar dapat diwujudkan, yaitu parlemen dan pemerintahan yang bersih dan efektif. Tentu saja, untuk mewujudkan hal itu, kita semua harus menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yaitu kebebasan berpendapat termasuk berpolitik. Tetapi, tetap dengan landasan etika dan aturan main, serta atas dasar kepentingan bersama. Berani menerima kemenangan dan berani menerima kekalahan secara kesatria," ujarnya.
Sumber:
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/15/10343324/presiden..negara.tidak.boleh.kalah.dengan.anarkisme