Presiden Optimis Usaha Mikro Berskala Rumahan Bisa Naik Kelas melalui Program Mekaar
"Alhamdulillah, awalnya cuma jualan jamu. Sekarang tambah arem-arem (lontong) dan nasi uduk. Terus yang siklus (bantuan) kedua bisa tambah gorengan," kata Sri Dayanti, ketika ditemui di sekitar Lapangan Gongseng, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis, 10 Januari 2019.
Sri Dayanti adalah salah seorang penerima bantuan permodalan dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dilakukan oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM). Dirinya sudah dua tahun belakangan bergabung sebagai nasabah program tersebut dan tercatat telah dua kali menerima bantuan modal untuk mengembangkan usaha kecilnya.
"Dapat yang pertama Rp2 juta, yang kedua Rp3 juta," tuturnya.
Sri mengakui besarnya manfaat yang diberikan oleh program yang berjalan sejak akhir 2015 tersebut. Dengan bantuan modal dan pendampingan yang dilakukan PNM, perlahan usaha kecilnya mulai menggeliat dan bergerak maju.
Pengembangan usaha rumah tangga sebagaimana yang dilakukan dan dialami oleh Sri Dayanti memang menjadi tujuan dari PNM Mekaar. Saat menemui para nasabah program Mekaar di lokasi yang sama, Presiden Joko Widodo mengharapkan para ibu rumah tangga mampu mengambil manfaat dari program ini dan mengembangkan usahanya lebih jauh.
"Program Mekaar ini diberikan kepada ibu-ibu agar kegiatan usahanya menjadi lebih besar lagi. Kalau sekarang masih pada posisi supermikro nanti bisa naik ke mikro, bisa naik lagi ke usaha kecil, menengah, dan seterusnya," kata Presiden.
Program ini memang secara khusus menyasar pada usaha-usaha supermikro atau diberikan kepada ibu rumah tangga yang ingin memulai usaha kecilnya sendiri. Namun, bila dijalankan secara maksimal dan disiplin, usaha-usaha kecil seperti inilah yang nantinya memberikan tambahan kesejahteraan bagi keluarga, utamanya keluarga prasejahtera.
"Saya melihat bahwa usaha-usaha ini memang usaha rumahan, tetapi inilah yang sebetulnya memberikan tambahan kesejahteraan kepada keluarga," kata Presiden setelah meninjau beberapa kios nasabah PNM di lokasi.
Dalam jangka panjang, Presiden sangat berharap agar dari jutaan nasabah PNM Mekaar terlahir pelaku-pelaku usaha kecil yang mampu mengembangkan usahanya dan beranjak tingkatan mulai level supermikro hingga nanti menjadi usaha kecil atau menengah.
Dengan demikian, pelaku usaha kecil tersebut dapat meninggalkan program PNM Mekaar untuk beralih pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan nominal pinjaman modal yang lebih tinggi.
"Ini program jangka panjang. Kita berharap ini dari yang supermikro nantinya menjadi mikro. Artinya bisa masuk ke KUR yang mikro, yang di bawah Rp25 juta. KUR mikro lolos masuk lagi ke KUR yang kecil Rp25 sampai Rp500 juta. Arahnya ke sana," terang Presiden, seperti dilansir oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Untuk diketahui, layanan bantuan modal PNM Mekaar cabang Ciracas telah berjalan sejak Februari 2016. Selain melayani nasabah di Kecamatan Ciracas, PNM cabang tersebut juga melayani para nasabah di Kecamatan Cipayung dan Pasar Rebo.
Hingga saat ini, jumlah nasabah yang mampu dilayani PNM Ciracas telah mencapai 2.970 nasabah yang terbagi atas 225 kelompok pendampingan. Pembiayaan sebesar Rp7,5 miliar telah disalurkan untuk ribuan nasabah tersebut.
Adapun di tingkat nasional, PNM Mekaar telah menyalurkan bantuan permodalan mencapai Rp10,4 triliun di 30 provinsi di seluruh Indonesia. Secara keseluruhan, PNM juga telah melayani 4 juta nasabah dari 2.295 kelompok pendampingan. (Humas Kemensetneg)