Presiden pada Perayaan Imlek 2558

 
bagikan berita ke :

Senin, 26 Februari 2007
Di baca 1883 kali

Hadir pula mantan Presiden K.H. Abdurahman Wahid, Ketua MK Jimly Asshidiqie, Menag Maftuh Basyuni, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Jubir Presiden Andi Mallarangeng, serta Rahmawati, yang hampir semuanya, bersama para undangan, mengenakan busana bernuansa merah.

Presiden SBY dalam sambutannya antara lain berharap, dengan Perayaan Tahun Baru Imlek ini dapat dibangun kebersamaan dan kehidupan kebangsaan yang harmonis, penuh ikatan persaudaraan dan saling berbagi kasih sayang satu sama lain. “Indonesia adalah sebuah mozaik yang indah. Sebuah bangsa yang adaptif dan kaya warna. Berbagai budaya besar dan agama tumbuh subur dan berkembang di Indonesia, hidup berdampingan secara damai, rukun, harmonis selama kurun waktu berabad-abad. Inilah modal yang harus terus kita kelola dengan baik. Janganlah kita mengulang kekeliruan di masa lalu,� kata Presiden.

Ditambahkan, bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dan masyarakat Tionghoa adalah bagian integral dari bangsa Indonesia. Masyarakat Tionghoa yang lahir, tumbuh, dan hidup di tanah air Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rakyat Indonesia. �Tidak boleh lagi ada diskriminasi. Tidak boleh lagi ada perlakuan yang tidak adil di negeri ini. Tidak boleh ada saling curiga diantara anak bangsa. Marilah kita bangun dan masuki era baru kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh harmoni dengan semangat dan keikhlasan yang tinggi,� ujar Presiden SBY

"Tahun ini adalah tahun ke delapan bagi umat Khong Hu Cu merayakan tahun baru Imlek secara nasional. Kenyataan ini patut kita syukuri sebagai wujud kembalinya kebersamaan kita sebagai bangsa yang majemuk, kebersamaan antara masyarakat Thionghoa dan masyarakata lainnya di seluruh tanah air sebagai kesadaran saling menghormati berbagai perbedaan yang ada. Persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa tidak boleh terganggu, tidak boleh terpisahkan oleh perbedaan etnis dan perbedaan agama yang kita yakini," lanjut Presiden.

Menurut Presiden, peran serta masyarkat Tionghoa dalam membangun bangsa dan negara kita sudah tidak diragukan lagi. Beberapa tokoh masyarkat Tionghoa telah aktif mendarma baktikan dirinya, bahkan sejak awal kemerdekaan Republik Indonesia. "Hingga saat ini berbagai jabatan strategis di dalam jajaran pemerintahan dan swasta dipegang oleh masyarakat Tionghoa. Jadi bukan saatnya lagi kita membedakan-bedakan asal usul dan keturunan. Bukan saatnya lagi kita membedakan seseorang berdasarkan kelompok etnisnya. Marilah kita bangun masyarakat kesetaraan antara semua warga bangsa, semuanya telah membaur menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia." Demikian dikatakan Presiden SBY dalam perayaan Imlek 2007 ini.

 

Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/02/24/1600.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0