Presiden pada Reuni Akbar Lemhannas : Globalisasi Juga Menghadirkan Peluang

 
bagikan berita ke :

Rabu, 18 April 2007
Di baca 1396 kali

Kata Presiden, kesalahan kita yang pertama, yang sering tidak kita sadari di era reformasi adalah reformasi hanya dilihat sebagai perubahan, tidak dipikirkan bahwa ada yang harus dilestarikan keberlanjutannya.�Tadi diangkat oleh Pak Muladi, fundamental consensus misalnya harus berlanjut mengiringi negara kita sampai kapanpun, sedangkan yang tidak sesuai lagi dengan semangat jaman, kita ubah,� ujar Presiden. Oleh karena itu, tambah Presiden , marilah kita pasangkan antara change dan continuity yang masih berlanjut yang diwariskan oleh para pendiri republik.

Menurut Presiden, karena hanya melihat sepotong reformasi, berarti semua harus diubah, maka kita merasakan terutama awal-awal reformasi dulu bahwa hal yang mestinya masih berlaku dianggap tidak cocok lagi. �Yang bicara seperti itu, dianggap konservatif, tidak reformis dan sebagainya,� ujar Presiden. “Misalnya, orang mengatakan buat apa kita bicara ketahanan nasional, wawasan kebangsaan, persatuan nasional, stabilitas, itu milik orde baru. Saya mengatakan itu cara berpikir yang salah, karena perkara-perkara itu menjadi bagian continuity, kesinambungan dalam kehidupan bernegara kita sekarang dan ke depan,� tegas SBY, yang hadir didampingi Ibu Negara.

Sedangkan kesalahan berpikir yang kedua, lanjut Presiden, bahwa dalam era globalisasi semua dianggap ancaman, sehingga tidak kita sadari kita bersikap defensive.�Padahal globalisasi juga menghadirkan peluang,� kata Presiden. “Bangsa yang berhasil adalah bangsa yang di satu sisi menahan dirinya melawan ancaman yang datang dalam era globalisasi ini, seraya cerdas mengalirkan sumber-sumber kemakmuran dalam globalisasi, teknologi, informasi, dan lain-lain. Kita mencegahnya pun akan datang, sebagaimana musim di negara manapun di dunia ini,� jelas Presiden.

Untuk itu, Presiden menganjurkan untuk berpikir secara konstruktif, bahwa globalisasi bukan hanya membawa yang jelek dan yang tidak cocok untuk negeri kita, tetapi ada juga yang patut kita alirkan ke negeri kita untuk kemajuan bangsa dan negara tercinta.

Sebelumnya, Gubernur Lemhannas Prof. Dr.Muladi SH, mengatakan alumni Lemhannas yang berjumlah sekitar 4 ribu orang, merasakan benar makna keberadaannya dalam menjalankan misinya selalu tanggap, dalam arti selalu mengikuti dan menyikapi skala perkembangan nasional secara kritis, obyektif, proporsional dan professional, serta senantiasa berusaha untuk berperan serta memberikan sumbang saran dan tindak dalam mengatasi persoalan –persoalan yang timbul.

Tampak hadir dalam acara itu antara lain Ketua DPD R.I Ginanjar Kartasasmita, Menko Polhukam Widodo AS, Menhub Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, Ketua Komisi I DPR-RI Theo Sambuaga, Ketua Alumni Lemhannas Agum Gumelar, Mantan Mendagri Hari Sabarno, Anggota Wantimpres TB.Silalahi dan lebih dari seribu undangan yang sebagian besar adalah alumni Lemhanas.

 

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/04/17/1737.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0