Dalam pidato pada acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) V Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta Convention Center, Minggu, Presiden mengatakan paket stimulus yang tidak realistis hanya menyebabkan kebangkrutan negara dan menimbun beban di masa depan.
Ia mencontohkan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang kemudian menjadi masalah hukum dan tidak tuntas penanganannya sampai saat ini.
"Selalu ada keterbatasan dalam budget dan kemampuan fiskal kita. Kita mengharapkan paket stimulus seperti China, tetapi kita tidak mampu. Kita tidak bisa berharap sesuatu yang tidak realistis, nanti terjadi kebangkrutan," ujarnya.
Presiden menjelaskan, dalam struktur APBN stimulus untuk pertumbuhan menempati prioritas kedua setelah komponen gaji pegawai dan belanja pemerintah. Komponen untuk stimulus pertumbuhan itu bahkan lebih besar porsinya dari alokasi anggaran jaminan pengaman sosial untuk kalangan berpenghasilan rendah.
Peran pemerintah, lanjut Presiden, antara lain mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk menjaga gerak sektor riil serta menjaga daya beli masyarakat dan mengurangi beban industri dengan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sebaliknya, Presiden meminta agar dunia usaha tidak terburu-buru memutus hubungan kerja dengan para pegawainya apabila mengalami kesulitan.
Presiden Yudhoyono berjanji pemerintah siap duduk bersama dengan dunia usaha untuk meminimalkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan mencari solusi yang lebih baik.
Sementara itu Ketua Kadin MS Hidayat dalam pidato mengemukakan sembilan rekomendasi Kadin untuk pemerintah dalam mengantisipasi dampak krisis keuangan global.
Salah satu butir rekomendasi itu adalah penyediaan paket stimulus hampir di setiap sektor, terutama sektor yang sudah terkena dampak krisis seperti tekstil.
Rekomendasi lain yang disampaikan Kadin adalah stabilisasi ekonomi, pengamanan sistem dan fungsi keuangan, ekspansi fiskal, implementasi kebijakan sektor pertanian dan energi, insentif pajak, percepatan pembangunan infrastruktur, efisiensi biaya logistik, serta perbaikan iklim investasi.
Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2008/12/21/presiden-paket-stimulus-harus-realistis/