"Pemerintah Indonesia, bertekad untuk terus melakukan upaya untuk mencegah pengangguran serta pemutusan hUbungan kerja. Kita akan terus melakukan langkah-langkah penanggulangan," kata Presiden. Selain itu pemerintah Indonesia juga akan terus melakukan berbagai upaya untuk memberikan stimulus terhadap pertumbuhan perekonomian. "Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang akan meringankan dunia usaha, termasuk insentif fiskal, agar sektor riil dapat kita jaga. Kalau sektor riil terjaga, maka kecemasan terhadap pergolakan ekonomi tidak perlu terjadi," tambahnya.
"Inflasi yang tidak semestinya, juga akan terus dicegah oleh pemerintah Indonesia. Karena inflasi berkaitan dengan kemampuan rakyat untuk membeli barang dan jasa, maka pemerintah Indonesia akan terus menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk terus melindungi dan membantu masyarakat miskin," kata Presiden SBY.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan terus memastikan bahwa harga pangan dan energi harus dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Meskipun dampak resesi perkonomian dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia, namun Indonesia dapat menjaga pertumbuhan perekonomian di atas 6 persen. "Ini patut kita syukuri, karena banyak negara yang pertumbuhannya jauh lebih rendah dari tahun 2007," jelas SBY.
Rapat terbatas yang menetapkan harga BBM, listrik, angkutan, daging dan obat-obatan, dihadiri Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukkam Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkeu Plt. Menko Perekonomian Sri Mulyani, Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, Mentan ANton Apriyantono, Menneg BUMN Sofyan Djalil, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri Kelautan dan Prikanan Freddy Numberi serta Juru Bicara Presiden, Andi A. Mallarangeng.
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2009/01/12/3899.html