Presiden Joko Widodo mengingatkan kembali agar semua pihak bisa menjaga aset terbesar bangsa Indonesia, yaitu persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Karena tiga hal itulah bangsa Indonesia yang sangat beragam ini bisa terus bersatu.
"Kalau kita enggak rukun, enggak bersatu, bayangkan di Afghanistan itu 7 suku, 2 suku berantem enggak rampung-rampung 40 tahun sampai sekarang. Itu hanya 7 suku, bayangkan kita 714 suku," kata Presiden di Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis, 6 September 2018.
Oleh sebab itu, Presiden mengajak seluruh masyarakat untuk terus merawat dan menjaga negara ini dengan segala keragamannya. Kepala Negara pun mengingatkan agar masyarakat bisa terus rukun meskipun berbeda pilihan politik.
"Jangan sampai karena pilihan bupati, gubernur, presiden, kita jadi pecah gara-gara pesta demokrasi seperti ini. Pilihan berbeda enggak apa-apa, setelah itu rukun kembali," kata Presiden, sebagaimana dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Pers, Protokol dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Kepala Negara juga mengajak agar semua pihak bisa menerapkan sikap berprasangka baik dan berpikiran positif. "Kalau kita melihat di media sosial, jangan sampai kita ini berprasangka tidak baik, gampang curiga, selalu berpikiran negatif ke orang. Kalau kita seperti itu akan jadi apa negara kita?" lanjutnya.
Selain itu, Presiden menuturkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Kepala Negara memberi contoh pencapaian di Asian Games 2018 di mana Indonesia bisa bersaing dengan negara lain dan menempati peringkat keempat klasemen perolehan medali.
"Nyatanya kemarin Asian Games dapat posisi keempat. Emasnya dapat 31, dulunya 4. Dulunya ranking 17 sekarang kan 4. Karena apa? Karena kerja keras. Kalau ingin maju ya jangan malas-malasan," kata Presiden.
Tampak mendampingi Presiden, Pimpinan Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat KH Agoes Ali Mashuri, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Staf Khusus Presiden Abdul Ghofar Rozin, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Kuis Asian Games
Selepas memberikan sambutan, Presiden melemparkan tantangan bagi para santri dan santriwati yang hadir untuk menjawab beberapa pertanyaan seputar Asian Games 2018. Dua santri beruntung ditunjuk maju dan naik ke atas panggung oleh Presiden. Mereka adalah Ali dan Romai.
Ali mendapatkan tantangan untuk menyebutkan 7 dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang multicabang olahraga terbesar se-Asia tersebut. Walaupun sempat tersendat, ia pun berhasil menjawab tantangan tersebut.
"Pencak silat, sepak bola, badminton, tenis meja, renang, voli, panjat tebing," kata Ali.
Sementara Romai diberikan tantangan untuk menyebutkan tiga atlet Indonesia peraih medali emas. Dengan percaya diri, ia pun menyebutkan tiga atlet yang semuanya berasal dari cabang pencak silat.
"Hanifan, Wewey Wita, Pipiet Kamelia," jawab Romai mantap.
"Wah pencak silat semua. Enggak apa-apa, silakan ambil sepedanya," kata Presiden.
Beberapa menit berselang, ternyata Presiden tidak membawa sepeda yang dimaksudkan untuk hadiah tersebut.
"Ternyata enggak bawa sepeda, tapi enggak apa-apa besok pagi sudah sampai sini (sepedanya)," ujar Presiden disambut tepuk tangan santri dan santriwati.
Presiden menuturkan alasannya memberikan tantangan tersebut adalah karena ingin mengetahui apakah para santri dan santriwati ini mengikuti pertandingan Asian Games 2018.
"Kalau melihat jawaban tadi ya mengikuti benar pertandingan-pertandingan yang ada sehingga pertanyaan bisa dijawab dengan mudah. Saya pikir hanya melihat saya naik sepeda motor saja," kata Presiden diiringi riuh tawa hadirin.(Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?