Proyek-proyek yang diresmikan itu antara lain PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tawaeli Palu yang berkapasitas 2 x 15 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Hanga-Hanga 3 x 1,2 MW, Gardu Induk Palise dan jaringan transmisi Tawaeli Palu, Jembatan Teluk Palu, Jembatan Kuala Besar dan Jembatan Babatone, sistem penyediaan airminum kota Palu, sistem penyediaan air minum Poso. Acara persemian beberapa proyek itu dipusatkan di Kelurahan Mpanau, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu.
Menurut Presiden, pembangunan beberapa pembangkit listrik ini untuk mendukung program penanggulanan krisis listrik nasional, sehingga mampu membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan sebagai pendorong kegiatan ekonomi yang lebih maju. Dikatakan, kapasitas listrik yang dimiliki oleh Indonesia sejak kepemimpinan Presiden Soekarno hingga saat ini masih sekitar 25.000 Megawatt.
"Hal itu belum cukup. Industri terus berkembang, rumah tangga berkembang, kebutuhan akan listrik terus berkembang. Oleh karena itu, harus kita bangun lebih banyak lagi, dan saya menginstruksikan PLN untuk terus menambahkan daya listrik hingga mencapai 10.000 Gigawatt," jelas Presiden. Itu pun belum cukup. Presiden menambahkan, pembangunan pembangkit listrik harus ditambah lagi dengan pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh swasta di seluruh Indonesia.
"Namun tentu, membangun tenaga listrik tidak seperti membalik telapak tangan. Sekarang kita bangun, besok malam sudah menyala listriknya. Tentu memerlukan waktu beberapa tahun. Oleh karena itu, sambil kita tuntaskan pembangunan tenaga listrik ini, saya berharap pimpinan daerah memiliki inisiatif untuk pandai-pandai menggunakan sumber listrik yang ada. Berhematlah dengan penggunaan listrik, sebagaimana anjuran saya. Hemat dalam penggunaan BBM, listrik, telepon dan air," kata Presiden di hadapan kurang lebih 2.000 tamu undangan.
Sebelumnya, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menjelaskan bahwa dengan dibangunnya PLTU Tawaeli akan memberikan manfaat mengurangi subsidi BBM. "Tak hanya itu, tapi juga pemanfaatan energi alternatif, batubara terutama yang tersedia banyak di Kalimantan, meningkatkan mutu dan keandalan sistem Palu dalam penyediaan. Penyaluran serta pelayanan tenaga listrik dan mengatasi krisis listrik, karena pertumbuhan bebannya cukup siginifikan di Sulawesi. Menekan harga pokok produksi listrik dan penggunaan bahan bakar non BBM, sehingga harga jual Tarif Dasar Listrik akan tetap menjangkau masyarakat, " kata Purnomo.
Pada acara tersebut, Presiden juga memberikan bantuan sebesar Rp.8,35 milyar untuk masyarakat pesisir dari Departemen Perikanan dan Kelautan, serta memberikan bantuan dana mineral sebesar Rp. 16,5 milyar dari Departemen Energi dan Sumber Daya Alam, untuk program kemitraan dan bina lingkungan berupa pembangkit listrik tenaga surya.
Tampak hadir dalam rombongan Presiden antara lain Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mentan Anton Apriyantono, Meneg BUMN Sugiharto, Seskab Sudi Silalhi, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan dua Jubir Presiden, Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal, serta Kepala PLN Eddie Widiono. Usai meresmikan beberapa proyek tersebut, Presiden dan Ibu Negara menanam pohon aren dan eboni di tempat acara. Selanjutnya, rombongan menuju Bandara Mutiara Palu, untuk bertolak kembali ke Jakarta.
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/05/02/1785.html