�Peningkatan panas bumi juga menyebabkan es di kutub mencair, sehingga permukaan air laut meningkat dan dapat mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil,� kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Istana Negara, Rabu (6/6) pagi.
�Bagi Indonesia, dampak pemanasan global menjadi sangat serius mengingat secara geografis posisi negara kita sangat rentan terhadap perubahan iklim. Sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau, berlangsungnya pemanasan global dapat mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil yang tersebar di seluruh tanah air. Selain itu pemanasan dan perubahan iklim akan berdampak pula pada pola tanam petani, kemunduran masa tanam dan gagal panen di seluruh tanah air,� jelas Presiden.
�Kita tidak dapat berdiam diri. Sekarang sudah saatnya kita memikirkan dan mencari terobosan-terobosan, bukan hanya pada sumber penyebab terjadinya perubahan itu, tetapi juga penanggulangan dan tindakan apa yang harus dipersiapkan jika perubahan iklim itu terus terjadi. Persiapan itu memerlukan penelitian yang seksama. Prinsip proaktif kita perlukan dalam upaya memperkecil dampak yang akan terjadi,� Presiden SBY menambahkan.
Pemerintah telah berupaya mengambil beberapa kebijakan, antara lain, kebijakan efisiensi energi serta mendorong penggunaan bahan bakar terbarukan. Sementara itu dalam adaptasi, pemerintah juga telah membuat program penyesuaian musim tanam berdasarkan pola iklim setempat, mengembangkan jenis tanaman yang tahan kekeringan serta peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi. Upaya adaptasi itu dilakukan juga dengan mengintensifkan gerakan menanam pohon yang beberapa waktu lalu dicanangkan Presiden SBY.
Presiden mengajak masyarakat luas untuk mengedepankan dua aspek penting dalam mengatasi kerusakan lingkungan hidup. �Pertama, adalah melalui pendekatan sosial budaya. Kedua, adalah melalui pemanfaatan seoptimal mungkin ilmu pengetahuan dan teknologi,� kata Presiden.
Hadir dalam peringatan ini, antara lain, adalah Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Menteri Kehutanan M.S. Kaban, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta, mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, Duta Besar negara-negara sahabat, pimpinan LSM lingkungan, dan para pejuang serta pecinta lingkungan hidup seluruh Indonesia.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/06/06/1911.html