Presiden SBY - Wakil PM China Bahas Dampak Krisis Keuangan

 
bagikan berita ke :

Selasa, 23 Desember 2008
Di baca 798 kali


"Presiden dan wakil PM membahas dampak dari krisis finansial global ini. China diperkirakan meskipun ekonomi akan tetap tumbuh tinggi, tapi akan mengalami penurunan sekitar 10 persen," kata Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal seusai mendampingi Presiden Yudhoyono.

Oleh karena itu, lanjut dia, kedua pemimpin menyatakan perlu ada kerjasama erat antara Indonesia dan China, membuka pasar dan menjauhi sikap proteksi.

"Secara spesifik, pemerintah China akan memberikan buyers kredit sebesar 800 juta dolar AS untuk perusahaan-perusahaan Indonesia. Ini disambut dengan baik, kita akan pilih secara selektif bagaimana memanfaatkan buyers kredit tersebut dalam bentuk proyek-proyek. Ini akan dikaji secara lebih mendalam," ujarnya.

Namun, kata Dino, Presiden akan menekankan pentingnya kerjasama yang saling menguntungkan antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan perusahaan China yang terlibat dalam skema kerjasama tersebut.

Pada kesempatan itu, Presiden juga mengapresiasi pemerintah China dalam rangka pembangunan jembatan Suromadu di Surabaya yang merupakan simbol konkrit dari kerjasama kedua negara.

Wakil PM China berkunjung ke Indonesia dalam rangka membuka Indonesia China Energy Forum (ICEF) III dan menandatangani sejumlah MoU dan kesepakatan-kesepakatan di bidang energi.

Sementara itu sebelumnya, Indonesia dan China menandatangani sebanyak delapan proyek sektor energi yang meliputi listrik, batubara, dan migas dengan nilai investasi sekitar Rp35 triliun. Kedelapan proyek tersebut juga akan menyerap setidaknya 32.000 tenaga kerja langsung.

Proyek-proyek itu adalah nota kesepahaman perpanjangan produksi Blok Selat Madura antara BP Migas dengan CNOOC dan Husky Madura Ltd di Selat Madura, Jawa Timur senilai 642 juta dolar AS.

Selanjutnya, penandatanganan pinjaman proyek 10.000 MW antara PT PLN (Persero) dan Bank Exim China untuk dua proyek yakni PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat senilai 481,9 juta dolar AS dan PLTU Pacitan, Jatim 293 juta dolar AS, serta PLTU Adipala 1x660 MW di Cilacap, Jateng senilai 605 juta dolar AS dan Rp2,446 triliun.

Kemudian, perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) untuk PLTU Simpang Belimbing 2x113,5 MW di Muara Enim, Sumsel senilai 330 juta dolar dan proyek tambang batubara di Banko Tengah, Sumsel antara PT BA, China Huadian Corporation, Pemda Muara Enim, dan PT Trubua Alam Manunggal Engineering senilai 14,4 juta dolar.

Proyek lainnya adalah pengembangan pabrik biodiesel dan bahan baku antara ZTE Agribusiness Co Ltd, PT Kurnia Selaras dan Bank Pembangunan China di Jambi dan Sumsel senilai 255 juta dolar dan proyek pengembangan batubara PT Bumi Dharma Kencana dan Lark Guandong Power Resources Inc di Melak, Kutai Timur, Kaltim senilai 350 juta dolar AS.




Sumber:

http://www.antara.co.id/arc/2008/12/22/presiden-sby--wakil-pm-china-bahas-dampak-krisis-keuangan/

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0