M.S. Hidayat dalam sambutannya melaporkan bahwa sejak awal Oktober ketika dunia usaha diminta Presiden SBY untuk hadir pada Sidang Kabinet Paripurna dan memberikan presentasi mengenai keadaan dunia usaha, seluruh pemaparan, kendala dan seluruh regulasi yang telah secara cepat dan tepat dikeluarkan pemerintah untuk mengantisipasi krisis keuangan global, telah diterima dengan baik.
“Namun karena krisis finansial global ini masih berlanjut dan kita masih menghadapi begitu banyak kendala yang semuanya berasal dari Amerika, Eropa yang melanda kita dan dampaknya harus kita antisipasi, maka kami tentu masih membutuhkan program stimulus ekonomi agar di masa-masa yang lebih berat, terutama di awal dan pertengahan tahun 2009 dapat diatasi. Pada dasarnya Indonesia memiliki fondasi ekonomi yang jauh lebih kuat ketika krisi terjadi pada tahun 1998,†jelas Hidayat.
â€Sektor keuangan, kami mohon agar tetap diperkuat. Pada hari ini telah hadir 15 Direktur Utama perbankan nasional terbesar yang ingin juga mendapat arahan dari Presiden, bagaimana kita menuntaskan aturan-aturan, proteksi yang bisa diberikan agar sektor keuangan dan perbankan dapat lebih kuat. Dengan demikian sektor riil dapat kita perkuat dengan mendapat back-up dari perbankan nasional,†tambah Hidayat.
Sementara itu, pengarahan Presiden SBY kepada komunitas pengusaha dan perbankan berlangsung secara tertutup. Presiden SBY hadir didampingi Wapres Jusuf Kalla, Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, Menkominfo M. Nuh dan Meneg BUMN Sofyan Djalil. Para pengusaha yang hadir antara lain, James Riady, Rachmat Gobel, dan Christianto Wibisono. Sedangkan mewakili perbankan hadir antara lain, Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo, Dirut Bank Mega Yungki Setiawan dan Dirut Bank BTN Iqbal Latanro.
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/11/12/3693.html