Presiden SBY Buka Pekan Nasional XIV Petani Nelayan 2014

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 07 Juni 2014
Di baca 796 kali

Pada acara yang dihadiri oleh sekitar 35 ribu Petani dan Nelayan se-Indonesia, Presiden SBY dianugerahi penghargaan “Lencana Adi Bhakti Tani Nelayan Maha Utama” oleh Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), karena selama 2 periode pemerintahannya Presiden SBY telah menunjukan dedikasi  terhadap pembangunan pertanian.

Dalam sambutannya, Presiden SBY menyebut 3 (tiga) sasaran besar yang harus dicapai: Pertama, penguatan di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan tentang ketahanan dan kemandirian pangan; Kedua, peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, petani dan petani hutan; Ketiga, pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat dengan harga terjangkau.

Presiden SBY juga mengatakan bahwa 240 Juta jiwa masyarakat kita harus bisa membeli kebutuhan pangan dengan harga terjangkau.

Menurut Presiden SBY ada lima pemangku kepentingan yang harus bekerja sekuat tenaga untuk bisa mencapai 3 sasaran tersebut: Pertama, adalah pemerintah pusat dan daerah dengan cara menyusun kebijakan dan regulasi yang baik, menciptakan iklim perikanan, pertanian, dan kehutanan yang tepat serta, iklim investasi yang tepat.  "Kebijakan pemerintah pada era globalisasi harus tetap demi kepentingan nasional dan melindungi petani, nelayan dan petani hutan," ujar Presiden.

“Itu tugas para pakar dan peneliti untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan kita”, jelas Presiden SBY. Keterlibatan kelompok peneliti, pakar dan inovator di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan kelompok kedua yang harus bekerja keras agar produksi dan produktivitas pangan bisa lebih tinggi.

“Dunia usaha memang menghasilkan keuntungan, tapi jangan sampai mengabaikan peningkatan taraf hidup petani, nelayan dan petani hutan”, selanjutnya Presiden menjelaskan peran penting dunia usaha sebagai pihak ketiga untuk  menciptakan industri perdagangan terhadap hasil pertanian, perikanan dan kehutanan tetap adil.

Keempat, komunitas petani, nelayan, dan petani hutan yang menguasai teknologi dan berpengetahuan. Sehingga bisa meningkatkan produksi dan produktivitas, sekaligus mampu menyiasati perubahan iklim.

Sedangkan pihak kelima, adalah peran penting masyarakat luas. "Bumi tidak berkembang, bahkan sebagian lahan kurang subur lagi. Karena itu,  jangan berlebihan saat mengonsumsi pangan. Tetapi efektif dan efisien, sehingga kelangsungan pangan anak cucu tetap terjaga," kata Presiden.

Acara pembukaan Penas XIV Petani Nelayan dihadiri oleh sejumlah Menteri KIB II, antara lain Mensesneg, Menteri Pertanian, Menteri Perikanan, Menteri Kehutanan, Menko Perekonomian. (Verbatim-Humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0