Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan bahwa globalisasi pada masa sekarang sudah seharusnya bersifat inklusif, tidak eksklusif. Globalisasi juga harus bersifat pragmatis dan tidak dogmatis. Selain itu, semangat globalisasi perlu dilakukan dalam bentuk berbagai kerja sama dan kolaborasi dan menjauhkan pendekatan konfrontasi atau penjajahan.
Indonesia, menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, walau sempat diterpa berbagai permasalahan, seperti krisis finansial, instabilitas politik, wabah flu burung, konflik etnis, terorisme dan bencana alam, namun Indonesia tetap tegar dan membuktikan kemampuan Indonesia dalam menghadapi sejumlah permasalahan tersebut. Hal itu dibuktikan prestasi Indonesia yang diakui oleh masyarakat internasional, yaitu sebagai negara demokrasi ke-3 terbesar di dunia, negara dengan pertumbuhan ekonomi yang penuh harapan, sebagai salah satu negara anggota G-20, serta sebagai ketua ASEAN.
Lebih lanjut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga merasa optimis bahwa perekonomian Indonesia akan semakin kuat. Apalagi, Indonesia saat ini tengah menjalankan Master Plan /Rencana Induk yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam waktu 15 tahun mendatang.   Â
Dalam acara yang sama, pendiri dan pimpinan eksekutif WEF, Prof. Klaus Schwab, memuji Indonesia sebagai negara yang luar biasa. Berdasarkan competitiveness reports, Klaus Schwab memaparkan sejumlah keunggulan yang telah diraih Indonesia, antara lain, sebagai negara anggota G-20 dan memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-3 setelah China dan India. Klaus juga menambahkan bahwa angka konektivitas masyarakat Indonesia cukup signifikan. Pengguna facebook Indonesia terbanyak ke-2 setelah Amerika Serikat. Tidak hanya itu, jumlah pengguna twitter di Indonesia bahkan menduduki peringkat tertinggi di Asia.
Klaus Schwab juga berkesempatan untuk melakukan pemukulan gong sebagai tanda pembukaan World Economic Forum disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PM Singapura Lee Hsien-Loong, Direktur Asia WEF Sushant Palakurthi Rao, Menteri Koordinator Perekonomian M Hatta Rajasa, dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Rangkaian kegiatan World Economic Forum sendiri diselenggarakan pada tanggal 12 hingga 13 Juni 2011. Pada hari pertama, sejumlah sesi dengan topik beragam dijadwalkan, antara lain, membahas mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia, energi, perkembangan infrastruktur Asia, biodiversitas Indonesia, bencana alam, kompleksitas budaya, peran aktif perempuan dalam pertumbuhan Asia, dan ketahanan pangan global. Sesi-sesi tersebut juga menampilkan sejumlah narasumber baik dari luar maupun dalam negeri dengan latar belakang profesi dan institusi beragam. (humas setneg)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Indonesia, menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, walau sempat diterpa berbagai permasalahan, seperti krisis finansial, instabilitas politik, wabah flu burung, konflik etnis, terorisme dan bencana alam, namun Indonesia tetap tegar dan membuktikan kemampuan Indonesia dalam menghadapi sejumlah permasalahan tersebut. Hal itu dibuktikan prestasi Indonesia yang diakui oleh masyarakat internasional, yaitu sebagai negara demokrasi ke-3 terbesar di dunia, negara dengan pertumbuhan ekonomi yang penuh harapan, sebagai salah satu negara anggota G-20, serta sebagai ketua ASEAN.
Lebih lanjut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga merasa optimis bahwa perekonomian Indonesia akan semakin kuat. Apalagi, Indonesia saat ini tengah menjalankan Master Plan /Rencana Induk yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam waktu 15 tahun mendatang.   Â
Dalam acara yang sama, pendiri dan pimpinan eksekutif WEF, Prof. Klaus Schwab, memuji Indonesia sebagai negara yang luar biasa. Berdasarkan competitiveness reports, Klaus Schwab memaparkan sejumlah keunggulan yang telah diraih Indonesia, antara lain, sebagai negara anggota G-20 dan memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-3 setelah China dan India. Klaus juga menambahkan bahwa angka konektivitas masyarakat Indonesia cukup signifikan. Pengguna facebook Indonesia terbanyak ke-2 setelah Amerika Serikat. Tidak hanya itu, jumlah pengguna twitter di Indonesia bahkan menduduki peringkat tertinggi di Asia.
Klaus Schwab juga berkesempatan untuk melakukan pemukulan gong sebagai tanda pembukaan World Economic Forum disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PM Singapura Lee Hsien-Loong, Direktur Asia WEF Sushant Palakurthi Rao, Menteri Koordinator Perekonomian M Hatta Rajasa, dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Rangkaian kegiatan World Economic Forum sendiri diselenggarakan pada tanggal 12 hingga 13 Juni 2011. Pada hari pertama, sejumlah sesi dengan topik beragam dijadwalkan, antara lain, membahas mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia, energi, perkembangan infrastruktur Asia, biodiversitas Indonesia, bencana alam, kompleksitas budaya, peran aktif perempuan dalam pertumbuhan Asia, dan ketahanan pangan global. Sesi-sesi tersebut juga menampilkan sejumlah narasumber baik dari luar maupun dalam negeri dengan latar belakang profesi dan institusi beragam. (humas setneg)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?