Selama 3 bulan 28 hari, atau sejak tanggal 1 April hingga 7 Juli 1949, Jenderal Soedirman memberi komando pasukannya dari rumah ini.
Rumah bersejarah ini milik Karsosoemito, seorang bayan atau aparat desa di Dukuh Sobo. Sebelum menjadikan rumah Karsosoemito ini sebagai markas komando gerilya, Jenderal Soedirman menginap di rumah Jaswadi Darmowidodo, Kepala Desa Pakis, yang berjarak 7 km dari Dukuh Sobo.
Di rumah sederhana inilah Jenderal Soedirman bersosialisasi dan bergabung dengan masyarakat setempat, termasuk melakukan aktifitas melakukan kontak dengan pejabat pemerintah, para panglima dan komandan di berbagai daerah melalui caraka (kurir) dan menyusun perintah-perintah harian, serta petunjuk baik untuk tentara maupun untuk masyarakat .
Senin 15 Desember 2008, Presiden SBY meresmikan Kawasan Sejarah Panglima Besar Jenderal Soedirman, termasuk di dalamnya rumah sederhana yang dijadikan museum. Di dalamnya terdapat peninggalan Jenderal Soedirman, seperti tandu, baju kebesaran, foto koleksi, perabotan dan lain-lain.
Di kawasan bersejarah ini juga ada monumen Jenderal Soedirman, yang dibangun sejak tahun 1981 hingga 1993 atas prakarsa almarhum Roto Soewarno. Roto adalah putra asli Desa Pakis Baru, yang menjadi pengawal Jenderal Soedirman selama berada di Pakis Baru. Atas prakarsa Presiden SBY, tanggal 22 juli 2008 dilakukan konservasi terhadap monumen ini, juga terhadap rumah milik Karsosoemito yang dijadikan markas komando gerilya. Kini, Kawasan Sejarah Panglima Besar Jenderal Soedirman menjadi salah satu museum dan obyek wisata.
Lokasinya berada 32 km arah timur kota Pacitan. Untuk ke lokaksi, dapat ditempuh melalui berbagai kota, Ponorogo, Trenggalek, Solo dan Yogyakarta. (win)
Sumber : http://www.presidensby.info/index.php/kibar/2008/12/15/64.html