Jubir Presiden Bidang Luar Negeri, Dino Patti Djalal usai pertemuan menjelaskan kepada wartawan Indonesia, ada beberapa poin yang diambil dalam pertemuan kedua negara. "Pertama ditegaskannya kembali komitmen Indonesia terhadap One China Policy. Kedua, Presiden SBY dan PM Jiabao menyatakan puas terhadap jalannya implementasi strategy partnership antara Indonesia dan China. Disepakati pula kedua pemerintah akan menugaskan para lejabat tingginya untuk merumuskan plan of action, sehingga gagasan strategy partnership ini dapat dirumuskan dalam program-program kerjasama yang kongkrit di berbagai sektor yang strategis ini. Untuk itu para pejabat tinggi kedua negara akan mengadakan pertemuan di Beijing dalam waktu dekat," jelas Dino.
Ditambahkan, China dan Indonesia juga menyatakan puas terhadap hubungan perdagangan kedua Negara. "Antara bulan Januari sampai September 2007, perdagangan dua arah Indonesia - China mencatat angka 18, 5 milyar Dolar AS, ini berarti meningkat 32 persen disbanding tahun sebelumnya. Kedua Negara optimis hingga akhir tahun 2007 ini angka 20 milyar Dolar AS akan tercapai. Presiden SBY sendiri menyatakan optimismenya bahwa pada tahun 2010 hubungan perdagangan kedua negara akan mencapai angka 30 milyar Dolar AS," kata Dino. Dalam pertemuan kedua negara juga disinggung pemberian kredit lunak yang akan diberikan China untuk Indonesia sebesar 200 juta Dolar AS, dan diharapkan kredit ini akan dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah Indonesia, tambahnya.
Kedua pemimpin juga menyatakan antusias terhadap kerjasama di bidang pertahanan kedua negara. "Diharapkan, konsultasi antara pejabat-pejabatbidang pertahanan kedua Negara dapat lebih ditingkatkan, akan lebih banyak dilakukan pertukaran personil pejabat tinggi militer. Juga kerjasama di bidang Iptek, peralatan dan perlengkapan," katanya.
"Kedua pemimpin juga menyatakan puas karena telah ada kesepakatan perjanjian ekstradisi, walaupun belum ditandatangani, tetapi pada dasarnya kedua belah pihak sudah sepakat, dan ini juga memerlukan proses yang tidak berbelit-belit, sangat mudah dan cepat difinalisasi. Ini bisa dijadikan model kerjasama bidang ekstradisi dengan Negara-negara yang lain," kata Dino. Presiden juga mengajak agar perusahaan-perusahaan energi China dapat lebih aktif bekerjasama di bidang eksplorasi dan produksi migas, serta biofeul.
Kedua pemimpin juga agak focus membicarakan masalah Myanmar. "Banyak posisi Indonesia dan China yang sejalan. Kedua pemimpin berpendapat bahwa pemerintah Myanmar perlu menahan diri menghadapi gejolak politik di Myanmar. Diharapkan pemerintah Myanmar dan oposisi perlu melakukan dialog. Indonesia dan China sepakat akan terus mendorong terjadinya rekonsiliasi nasional di Myanmar, dan akan membantu tercapainya demokrasi dan pembangunan di Myanmar. Kedua pemimpin juga sepakat bahwa pemberian sanksi tidak akan membantu situasi dan tidak akan menyelesaikan masalah di Myanmar. Presiden SBY secara khusus menegaskan pentingnya dalam membantu proses demokratisasi Myanmar juga harus diperhatikan persatuan nasional dan integritas wilayah Myanmar," jelas Dino.
Ditegaskan oleh Presiden, kata Dino, "Ada tiga pilar proses yang penting untuk ke depan yaitu peran Utusan Khusus Sekjen PBB, Ibrahim Gambari, kedua adalah pentingnya peran China dalam membantu Myanmar, dan ketiga adalah peran ASEAN. Pada intinya, kedua pemimpin banyak mempunyai persamaan dalam menadang Myanmar dan penangannya ke depan," jelas Dino Patti Djalal.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/11/20/2449.html