Di depan 300 tamu undangan, Presiden SBY mengatakan bahwa Indonesia terus prihatin atas berjatuhannya korban jiwa yang sebagian besar warga sipil. "Oleh karena itu, diplomasi dan kontribusi nyata Indonesia untuk menyelesaikan konflik ini secara adil dan bermartabat akan terus dijalankan," tegas Presiden.
Dijelaskan pula oleh SBY bahwa Indonesia terus berupaya baik secara bilateral maupun multilateral agar konflik dan kekerasan Irak dapat diakhiri. "Usulan Indonesia, sebagaimana yang saya sampaikan kepada Presiden Amerika Serikat di Bogor bulan November yang lalu tetap berlaku dan terus kita perjuangkan," jelasnya.
Disampaikan kepada Presiden Bush waktu itu, Indonesia berpendapat bahwa rakyat Iraklah yang akhirnya harus menyelesaikan permasalahan dalam negerinya. Oleh karena itu perlu dilakukan rekonsiliasi nasional dengan bantuan negara-negara Islam. Rekonsiliasi ini kemudian dilanjutkan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi ekonomi Irak, dan kemudian pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat ditarik mundur, dan diganti dengan pasukan pemelihara perdamaian dengan melibatkan sebanyak mungkin negara-negara Islam.
Kemudian, berkaitan dengan perkembangan situasi di Palestina, Presiden SBY mengatakan bahwa Indonesia bersyukur dan mendukung terbentuknya Pemerintahan Persatuan Nasional Palestina. "Indonesia berharap proses perundingan damai menuju terwujudnya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, segera dapat dilanjutkan kembali secara lebih efektif," jelas SBY yang juga mengatakan bahwa Indonesia mendukung "Arab Initiative" yang ditegaskan kembali dalam KTT Liga Arab beberapa hari yang lampau.
Dalam kesempatan itu pula, SBY sempat menyinggung menyangkut isu nuklir Iran yang dewasa ini terus menjadi ajang perdebatan. Namun, SBY menegaskan bahwa Indonesia tetap konsisten, yakni agar permasalahan nuklir Iran ini tetap dapat diselesaikan secara damai melalui saluran diplomasi dan perundingan. "Indonesia menolak setiap penggunaan kekuatan militer untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran," jelas SBY.
"Kita ingin Timur Tengah, juga di Asia dan bahkan di seluruh dunia terhindar dari perang terbuka, apalagi disertai senjata nuklir. Indonesia akan terus menyerukan dilakukannya pelucutan senjata dan juga pencegahan pengembangan senjata nuklir baru bagi semua, dan bukan hanya bagi Iran," jelas SBY.
Sebagai penutup pidato, SBY menegaskan bahwa Indonesia akan terus berupaya mendorong dan mengajak semua pihak untuk bersikap adil dan mengedepankan dialog dan perundingan. "Sanksi bukanlah tujuan utama. Sanksi haruslah bersifat persuasif, agar suatu negara mengubah posisi melalui jalur perundingan," tutur SBY yang berharap umat Islam di tanah air dapat memahami langkah-langkah yang ditempuh pemerintah.
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/03/30/1689.html