Pertemuan tersebut ditandai dengan penandatanganan 7 nota kesepahaman antara Pemerintah RI dan Pemerintah Belarus terkait kerja sama ekonomi, pertanian, hukum, pertahanan, alih teknologi, penghindaran pajak berganda, serta penanganan bencana.
Kerja sama di bidang pertahanan meliputi pembelian sistem persenjataan dari Belarus berupa remote firing system, tank transporter dan Anti Tank Guided Missiles (ATGM), yang akan disertai Transfer of Technology (ToT) dan joint production untuk mendorong perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Kerja sama dalam bidang pertahanan ini dimaksudkan untuk mencapai Minimum Essential Force (MEF) pada tahun 2019.
Dalam kerja sama ekonomi, Indonesia merupakan mitra dagang Belarus yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Volume perdagangan kedua negara mencapai US $ 128,33 juta tahun 2010 dan meningkat hingga US $ 163,03 juta pada tahun 2011. Volume perdagangan antar kedua negara sempat menurun pada tahun 2012 sebagai imbas krisis ekonomi yang melanda Eropa.
Selain kerja sama bidang pertahanan dan ekonomi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menekankan pentingnya peningkatan kerja sama pertanian dan pertambangan, mengingat Belarus merupakan penghasil potasium yang digunakan sebagai bahan baku pupuk, dan produsen alat-alat berat yang digunakan dalam sektor pertanian dan pertambangan.
Bagi Indonesia, peningkatan kerja sama dengan Belarus merupakan peluang untuk dapat menembus pasar Eurasian Union. Sementara bagi Belarus peningkatan kerja sama dengan Indonesia akan sangat bermanfaat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar, ekonomi yang terus tumbuh, domestic market yang kuat, dan daya beli masyarakat yang terus meningkat. (dukjak-humas setneg)
Kerja sama di bidang pertahanan meliputi pembelian sistem persenjataan dari Belarus berupa remote firing system, tank transporter dan Anti Tank Guided Missiles (ATGM), yang akan disertai Transfer of Technology (ToT) dan joint production untuk mendorong perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Kerja sama dalam bidang pertahanan ini dimaksudkan untuk mencapai Minimum Essential Force (MEF) pada tahun 2019.
Dalam kerja sama ekonomi, Indonesia merupakan mitra dagang Belarus yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Volume perdagangan kedua negara mencapai US $ 128,33 juta tahun 2010 dan meningkat hingga US $ 163,03 juta pada tahun 2011. Volume perdagangan antar kedua negara sempat menurun pada tahun 2012 sebagai imbas krisis ekonomi yang melanda Eropa.
Selain kerja sama bidang pertahanan dan ekonomi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menekankan pentingnya peningkatan kerja sama pertanian dan pertambangan, mengingat Belarus merupakan penghasil potasium yang digunakan sebagai bahan baku pupuk, dan produsen alat-alat berat yang digunakan dalam sektor pertanian dan pertambangan.
Bagi Indonesia, peningkatan kerja sama dengan Belarus merupakan peluang untuk dapat menembus pasar Eurasian Union. Sementara bagi Belarus peningkatan kerja sama dengan Indonesia akan sangat bermanfaat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar, ekonomi yang terus tumbuh, domestic market yang kuat, dan daya beli masyarakat yang terus meningkat. (dukjak-humas setneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?