Dalam sambutannya,
Presiden SBY mengungkapkan kemajuan dan dinamika pembangunan dalam 10
tahun terakhir di bidang perekonomian. Ekonomi Indonesia saat ini tumbuh
menjadi salah satu negara ekonomi 20, dan peringkat 16 dari
negara-negara ekonomi besar, dengan total GDP jika dihitung dari
purchasing power parity mencapai 1 triliun dolar AS.
“Pergerakan ekonomi Indonesia akan terus terjadi, tinggal bagaimana me-manage dengan tepat, juga pengelolaan ekonomi harus dilaksanakan dengan baikâ€, ujar Presiden SBY.
Ekonomi saat ini sudah bersifat global bukan hanya G-20, tetapi juga di kawaan Asia, Asia Timur, termasuk Asia Tenggara akan mengalami pertumbuhan yang pesat.
Presiden SBY juga menegaskan, Indonesia tidak boleh tertinggal, tidak boleh menjadi the loser. Solusinya antara lain adalah konektivitas Indonesia harus terus kita bangun. Sebelum Indonesia diintegrasikan dengan kawasan Asia maupun global, konektivitas domestik harus kita kuatkan lebih dulu. Dari situlah lahirnya MP3EI.
Presiden menjelaskan, kita memerlukan masterplan bukan sekedar RPJMN, APBN, atau RKP, tapi kita perlu masterplan yang tajam, hidup, dan dapat diukur kemajuannya.
Peresmian tersebut ditandai dengan pemukulan Gondang Taganing dan penandatanganan tujuh prasasti oleh Presiden SBY, yaitu prasasti Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekan Baru, Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang, Bandar Udara Muara Bungo Jambi, Bandar Udara Pekon Serai Lampung Barat, dan Bandar Udara Pagar Alam Sumatra Selatan serta Geopark Kaldera Toba Sumatra Utara sebagai Geopark Nasional Indonesia.
Acara peresmian juga dihadiri mantan Wapres Jusuf Kalla, beberapa Menteri KIB II, Pimpinan dan Anggota DPR, Duta Besar Negara Sahabat, Gubernur Sumatera Utara, serta para Bupati se-Sumatera Utara. (Verbatim-Humas)
“Pergerakan ekonomi Indonesia akan terus terjadi, tinggal bagaimana me-manage dengan tepat, juga pengelolaan ekonomi harus dilaksanakan dengan baikâ€, ujar Presiden SBY.
Ekonomi saat ini sudah bersifat global bukan hanya G-20, tetapi juga di kawaan Asia, Asia Timur, termasuk Asia Tenggara akan mengalami pertumbuhan yang pesat.
Presiden SBY juga menegaskan, Indonesia tidak boleh tertinggal, tidak boleh menjadi the loser. Solusinya antara lain adalah konektivitas Indonesia harus terus kita bangun. Sebelum Indonesia diintegrasikan dengan kawasan Asia maupun global, konektivitas domestik harus kita kuatkan lebih dulu. Dari situlah lahirnya MP3EI.
Presiden menjelaskan, kita memerlukan masterplan bukan sekedar RPJMN, APBN, atau RKP, tapi kita perlu masterplan yang tajam, hidup, dan dapat diukur kemajuannya.
Peresmian tersebut ditandai dengan pemukulan Gondang Taganing dan penandatanganan tujuh prasasti oleh Presiden SBY, yaitu prasasti Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekan Baru, Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang, Bandar Udara Muara Bungo Jambi, Bandar Udara Pekon Serai Lampung Barat, dan Bandar Udara Pagar Alam Sumatra Selatan serta Geopark Kaldera Toba Sumatra Utara sebagai Geopark Nasional Indonesia.
Acara peresmian juga dihadiri mantan Wapres Jusuf Kalla, beberapa Menteri KIB II, Pimpinan dan Anggota DPR, Duta Besar Negara Sahabat, Gubernur Sumatera Utara, serta para Bupati se-Sumatera Utara. (Verbatim-Humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?