Kebinekaan menjadi topik utama yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Malang (UNISMA) pada Kamis, 29 Maret 2018. Berbicara di hadapan ribuan warga akademik UNISMA, Presiden menekankan bahwa kebinekaan merupakan anugerah Allah sejak awal terbentuknya Indonesia.
Di dalam kebinekaan atau kemajemukan, menurut Presiden, selalu melekat banyak kekayaan. Karena dalam setiap kemajemukan selalu ada kekayaan seni dan budaya yang antarkelompok dapat saling mengisi dan menginspirasi.
"Namun, di sisi lain, kebinekaan juga disertai dengan tantangan-tantangan," kata Presiden.
Tantangan yang harus dihadapi berupa kebutuhan untuk menjaga toleransi antarkelompok dan bagaimana menjaga perbedaan itu tetap terikat dalam satu kesatuan. Namun, kenyataannya, banyak negara yang tidak mampu untuk membangun dan menjaga bhinneka tunggal ika.
"Kenyataannya beberapa kawasan dilanda konflik, beberapa kawasan kesulitan menjaga persatuan dan kesatuannya. Beberapa negara muslim juga menghadapi kesulitan yang sama," tuturnya, seperti dirilis dalam Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Indonesia kini banyak menjadi rujukan sejumlah negara yang sedang membangun dan merawat kebinekaannya. Indonesia juga diminta menjadi penengah konflik di suatu negara dalam sejumlah kesempatan.
"Sudah dua tahun yang lalu Presiden Afghanistan meminta kepada Indonesia untuk bisa menjadi mediator bagi konflik yang ada di Afghanistan," tutur Kepala Negara.
Untuk itu, Kepala Negara berharap UNISMA dapat menjadi teladan dalam merawat kebinekaan dan memelihara persatuan di Indonesia.
"Universitas Islam Malang harus menjadi teladan dalam merawat kebinekaan dan memelihara persatuan. UNISMA insyaallah pasti bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi penggerak bhinneka tunggal ika. UNISMA pasti bisa mengawal Indonesia untuk menjadi pemimpin bagi negara-negara muslim," tutup Presiden. (Humas Kemensetneg)