Presiden Joko Widodo pagi ini melepas ekspor perdana produk otomotif yang diproduksi pabrik Mitsubishi Indonesia untuk pasar Filipina. Sebanyak tiga ribu unit mobil Mitsubishi Xpander buatan Cikarang akan dikapalkan dalam ekspor tahap pertama ini
Dalam sambutannya di lokasi pelepasan ekspor, yakni di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Presiden sekali lagi menekankan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi nasional hanya ada dua, yakni peningkatan investasi dan ekspor. Oleh karenanya, Kepala Negara mengapresiasi Mitsubishi Indonesia yang semakin meningkatkan daya saing industri otomotif nasional dengan mengekspor unit Xpander.
"Saya mengapresiasi lompatan kemajuan dari Mitsubishi Indonesia, yang hari ini untuk pertama kalinya melaksanakan ekspor massal mobil tipe Xpander dari negara kita. Ini patut kita hargai," ujar Presiden pada Rabu, (25/04/2018).
Unit Xpander yang menjadi andalan Mitsubishi ini di Indonesia sendiri memiliki permintaan yang cukup tinggi. Dikerjakan di basis produksinya di Cikarang, Mitsubishi Indonesia mampu mengaryakan sebanyak tiga ribu tenaga kerja lokal.
"Pabrik Mitsubishi ini mempekerjakan 3 ribu tenaga kerja dan akan bertambah menjadi 4 ribu. Hampir dapat dikatakan semuanya adalah tenaga kerja lokal, mayoritas tenaga kerja lokal," kata Presiden.
Selain itu, proses produksi yang dilakukan Mitsubishi Indonesia di Cikarang juga melibatkan sekira 120 industri komponen dalam negeri. Presiden menilai keterlibatan industri dan tenaga-tenaga lokal Indonesia itu mampu menjadikan nilai tambah tersendiri bagi Indonesia di mata dunia.
"Pangsa pasarnya bukan hanya untuk pasar Asia Tenggara, tapi juga masuk ke pasar-pasar Amerika Selatan, Afrika. Mobil ini diproduksi dan dirakit oleh tenaga kerja Indonesia dan akan digunakan di berbagai penjuru di Asia Tenggara dan negara-negara lain di dunia," ucapnya.
Dalam acara tersebut, Kepala Negara menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong kemudahan berusaha dan berinvestasi yang berorientasi ekspor. Tahun 2017 lalu, ekspor Indonesia tumbuh sebesar 16,2 persen dengan surplus perdagangan mencapai 11,82 miliar dolar Amerika. Seperti yang dikutip dari rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
"Tapi kita terus akan mendorong agar lebih tinggi lagi dan bisa melompat lebih maju," ujar Presiden.
Untuk itu, pemerintah di bulan Mei nanti akan meluncurkan layanan perizinan terintegrasi secara daring (online single submission) untuk semakin memudahkan urusan perizinan dan investasi di Indonesia. Melalui layanan itu, Presiden mengharapkan perizinan di Indonesia yang semula memakan waktu hingga berbulan-bulan mampu dipangkas menjadi hitungan jam.
"Dari pusat sampai ke daerah bisa kita telusuri di mana berhentinya dengan online single submission. Ini adalah sebuah lompatan dalam pengurusan perizinan yang sedang kita siapkan," tuturnya.
Meski demikian, bila setelah berlakunya layanan tersebut para pelaku usaha masih menemui kesulitan-kesulitan di lapangan, Presiden meminta mereka untuk dapat memberitahukan langsung kepada dirinya mengenai hal itu. Dirinya berkomitmen untuk membenahi kesulitan yang dialami.
"Kalau nantinya setelah online single submission kita luncurkan dan masih ada kendala-kendala di lapangan, masih ada yang main-main dengan perizinan di lapangan, tolong saya diberitahu. Bisik-bisik saja, pasti saya hajar. Pasti akan dibenahi. Jangan takut untuk melaporkan karena itu penting buat saya, jangan yang sampai ke saya hanya yang ABS (asal Bapak senang) saja," ucap Presiden.
Turut mendampingi Presiden, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.(Humas Kemensetneg)