"Tadi Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno selaku Ketua EPG Indonesia beserta tim sudah melaporkan hasil-hasil pembahasan yang mereka lakukan dengan sangat intensif antara anggota dari Indonesia maupun dari Malaysia.," kata Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal seusai mendampingi Presiden Yudhoyono di Kantor Kepresidenan Jakarta, Senin.
Menurut Dino, dalam pertemuan itu disampaikan tahapan awal dari beberapa rekomendasi tertulis hasil kerja EPG Indonesia-Malaysia yang secara menyeluruh akan disampaikan kepada kedua pemimpin negara dalam waktu dekat.
"Kita sedang merancang pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dengan PM Malaysia sekitar pertengahan bulan Maret," katanya.
Dino mengatakan, EPG membahas berbagai aspek seperti budaya, sejarah, kerja sama ekonomi, bidang pendidikan, dan aspek kelembagaan.
"Bagaimana nanti dapat dilakukan sejumlah kegiatan antar pemuda dan kelembagaan-kelembagaan tertentu yang dapat mempererat hubungan bukan hanya antara kedua pemerintah, tetapi juga dari keduabelah masyarakat," katanya.
Ia mengatakan bahwa salah satu dari rekomendasi tersebut adalah diadakannya diskusi sejarah antara Indonesia dan Malaysia .
"Sejarah inilah yang perlahan mulai dilupakan generasi muda. Direncanakan akan ada suatu diskusi kesejarahan," ujarnya.
Presiden Yudhoyono, lanjut dia, juga mengungkapkan apresiasi dan rasa puas terhadap kinerja yang sangat aktif tim EPG dari kedua belah pihak.
"Presiden menekankan bahwa pembentukan EPG ini ditujukan untuk menjaga hubungan baik yang harmonis antara Indonesia dan Malaysia. Tujuannya adalah tercapainya hubungan yang semakin erat dan bagaimana masalah-masalah yang ada dapat ditangani dengan baik," katanya.
Pada kesempatan itu Dino juga mengatakan bahwa permasalahan TKI juga menjadi topik pembahasan. "Memang disadari bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia ini unik karena konsentrasi TKI yang terbesar adalah di Malaysia. Masalah TKI ini adalah kepentingan keduabelah pihak. Dalam rekomendasi ini tentu akan dicerminkan agar keduabelah pihak memiliki mekanisme penanganan TKI yang lebih efektif," katanya.
Dalam pertemuan itu Presiden Yudhoyono didampingi Menlu Hassan Wirayuda, Mensesneg Hatta Rajasa, dan Seskab Sudi Silalahi.
Sedangkan EPG Indonesia terdiri dari Ketua EPG Indonesia Try Sutrisno dan anggota Quraish Shihab, Des Alwi, Musni Umar, Pudentia, dan Wahyuni Bahar.
EPG Indonesia dan Malaysia yang masing-masing beranggotakan tujuh pakar (Indonesia beranggotakan enam orang pascameninggalnya Ali Alatas) dibentuk pada pertengahan 2008 untuk mengkaji hubungan kedua negara secara keseluruhan, dan mempelajari masalah-masalah yang belakangan ini timbul antara Indonesia dan Malaysia.
EPG nantinya juga akan memberikan rekomendasi yang akan disampaikan kepada kedua pemimpin pemerintahan untuk dapat ditindaklanjuti.
Selama beberapa waktu terakhir hubungan masyarakat kedua negara sempat mengalami beberapa gangguan akibat beberapa insiden, antara lain pemukulan wasit Indonesia oleh aparat Malaysia, insiden salah tangkap istri atase pendidikan Indonesia dan klaim sejumlah kesenian tradisional asal Indonesia oleh Malaysia.
Insiden-insiden tersebut sempat menimbulkan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia.
Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2009/2/2/presiden-terima-rekomendasi-epg-indonesia/